Sebaliknya, bila rupiah gagal meraih momentum, rupiah bisa bergerak melemah hari ini ke level support psikologis pada level Rp15.550/US$ dan Rp15.600/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp15.648/US$ dalam jangka menengah.
Asing lanjut borong
Arus masuk modal asing ke pasar domestik pekan lalu terbilang merata di baik di pasar saham maupun obligasi juga sekuritas baru BI. Laporan bank sentral, berdasarkan data transaksi 27-30 November lalu, pemodal asing mencatat beli neto total senilai Rp15,92 triliun yang terdiri atas beli neto di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10,6 triliun, lalu sebesar Rp380 miliar di pasar saham dan sebanyak Rp4,94 triliun di sekuritas Sertifikat BI (SRBI).
"Selama 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 November lalu, nonresiden beli neto Rp71,59 triliun di pasar SBN, jual neto Rp15,22 triliun di pasar saham dan beli neto Rp37,27 triliun di SRBI," kata BI, dalam publikasi pekan lalu.
Arus masuk modal asing pekan ini diperkirakan masih akan berlanjut dengan semakin yakinnya para pemodal bahwa The Fed akan memulai siklus penurunan bunga acuan pada Maret 2024 dengan probabilitas hingga 70,8% yaitu pengguntingan bunga ke level 5,25% dengan kemungkinan 60% dan ke level 5% dengan probabilitas 10,8%.
Keyakinan pemodal tetap meningkat kendati Jerome Powell, Chairman The Fed, dalam pernyataan Jumat kemarin berupaya menangkis euforia itu. "Masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa kita telah mencapai ke posisi yang cukup restriktif atau berspekulasi mengenai kapan kebijakan akan dilonggarkan. Kami bersiap untuk memperketat kebijakan lebih lanjut jika diperlukan," kata Powell seperti dilansir dari Bloomberg News, Jumat malam.
Indeks dolar ditutup melemah pasca pernyataan itu dan pagi ini, Senin (4/1/2023), terlihat melanjutkan pelemahan tipis 0,15% ke kisaran 103,11. Aksi beli juga terus berlanjut di pasar Treasury, surat utang AS, di mana yield 10 tahun semakin landai ke 4,22%.
(rui)