Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Støre juga membahas terkait kerja sama investasi kedua negara. Presiden Jokowi berharap Norwegia dapat merealisasikan komitmen JETP secepatnya dan meningkatkan investasi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara sebagai kota pintar berbasis hutan.
“Pengalaman Norwegia dalam mengembangkan Oslo sudah terkenal secara global dan ini akan sangat berharga bagi perkembangan Ibu Kota Nusantara,” ungkap Presiden.
Terakhir, kedua pemimpin negara juga membahas soal situasi di Gaza. Presiden Jokowi berharap Norwegia dapat kembali memberikan kontribusinya dalam mencari solusi perdamaian di Gaza.
“Saya sangat berharap Norwegia, sebagai fasilitator Perjanjian Oslo, dapat kembali berkontribusi dalam mencari solusi untuk segera dimulainya proses perdamaian berdasarkan solusi dua negara,” ucap Presiden.
Di COP28 kali ini PM Støre mengumumkan results-based contribution sebesar USD100 juta untuk kinerja penurunan deforestasi Indonesia periode 2017/2018 dan 2018/2019. Tahun lalu, Norwegia telah memberikan kontribusi sebesar 56 juta Dolar AS untuk kinerja penurunan deforestasi periode 2016/2017. Kontribusi Norwegia tersebut akan terus berlangsung, terutama terhadap kinerja penurunan deforestasi Indonesia yang telah terjadi, yakni periode 2019/2020, 2020/2021, dan 2021/2022.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut Indonesia berpotensi merugi US$6 miliar (sekitar Rp89,5 triliun) akibat pemberlakuan UU Deforestasi Uni Eropa (UE) atau EU Deforestation Regulation (EUDR).
“[Undang-undang] ini berlaku akhir 2024. Itu kita bisa cek, produk-produk [Indonesia yang terdampak] terkait itu nilainya hampir US$6 miliar. Jadi kita bisa kehilangan senilai itu. Oleh karena itu, kita punya hak untuk menggugat UE,” katanya seusai rapat di Istana Negara, Kamis (13/7/2023).
(dov/spt)