Sebelum pertemuan itu, Brown telah menulis surat kepada rekannya dari Chiha, Jenderal Liu Zhenli, untuk menjalin jalur komunikasi tetapi belum berinteraksi dengannya secara langsung.
Brown mengatakan dia yakin AS masih memiliki keunggulan dibandingkan China dalam hal kemampuan siber dan kecerdasan buatan.
“Saat saya membaca informasi intelijen kami, saya merasa cukup yakin dengan kemampuan kami tidak hanya di bidang siber namun juga AI dan teknologi lainnya,” kata Brown, seraya menambahkan bahwa AS tidak bisa “berpuas diri.”
Milisi Iran
Ketika ditanya apakah telah merespons dengan cukup kuat terhadap serangan terhadap pasukan AS yang dilakukan oleh milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah, Brown mengatakan AS fokus untuk merespons tanpa memicu konflik regional yang lebih luas setelah serangan terhadap Israel oleh Hamas pada 7 Oktober.
“Kami telah fokus untuk menyerang pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Brown. “Salah satu tujuan utama setelah tanggal 7 Oktober adalah untuk tidak membiarkan konflik meluas sehingga kami sangat berhati-hati dalam mengambil strategi.”
Brown juga mengatakan AS sedang berupaya untuk menentukan hasil perang di Ukraina dengan memberikan bantuan kepada Kyiv, namun dia mengatakan bahwa cara militer saja tidak akan menentukan hasilnya.
“Dalam konflik militer apa pun, Anda tidak bisa menyelesaikannya sepenuhnya dengan cara militer,” katanya. “Ini berakhir dengan solusi diplomatis.”
(bbn)