Logo Bloomberg Technoz

Nelson menyoroti kemampuan penggalangan dana Hamas di Turki yang potensi menjadi serangan di masa depan. 

Perbedaan sudut pandang dalam konflik Israel-Hamas telah mengintensifkan diskusi antara AS dan Turki.

Sementara AS mendukung Israel dan bertujuan untuk membatasi dukungan keuangan Hamas, Erdogan secara vokal mengutuk Israel, melabelinya sebagai “penjahat perang” dan memposisikan Hamas sebagai kelompok pembebasan.

Erdogan — berbicara dalam sebuah wawancara dengan sekelompok wartawan dalam perjalanan pulang dari Uni Emirat Arab — menekankan pentingnya solusi dua negara guna menyelesaikan konflik di Gaza.

Seruannya ini muncul di tengah-tengah indikasi Israel yang berniat memperluas serangan di bagian selatan Gaza, yang menimbulkan kekhawatiran akan potensi pendalaman krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengatakan kepada para pemimpin Israel untuk tidak mengulangi skala kehancuran yang terlihat di Gaza utara.

Recep Tayyip Erdogan (Dok: Bloomberg)

Namun  AS belum mengancam akan memberikan syarat-syarat untuk bantuan militer dan keuangan kepada Israel. 

Erdogan mendesak pergeseran dari hanya berfokus pada ancaman Hamas yang dirasakan, ke memprioritaskan solusi dua negara yang komprehensif.  Erdogan sebagai sosok pengkritik negara-negara Barat, terutama AS dan Inggris,

Erdogan menegaskan bahwa pendekatan seperti itu berpotensi mengurangi masalah di Gaza dan ancaman timbal balik, menggarisbawahi bahwa “mengucilkan atau membasmi” Hamas bukanlah skenario yang realistis.

(bbn)

No more pages