Ugur Yilmaz—Bloomberg
Bloomberg, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan penolakannya untuk menetapkan Kelompok Hamas sebagai organisasi teroris. AS dan Uni Eropa telah melabeli Hamas sebagai organisasi teroris.
Hal ini menepis kekhawatiran yang disampaikan oleh seorang pejabat senior Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) mengenai dugaan dukungan negara itu terhadap operasi keuangan Hamas.
“Saya tidak akan pernah bisa menerima Hamas sebagai organisasi teroris, tidak peduli apa yang dikatakan orang,” kata Erdogan, menanggapi pernyataan Wakil Menteri Keuangan AS Brian Nelson, yang mengungkapkan kekhawatirannya mengenai dugaan fasilitasi Turki terhadap transaksi keuangan Hamas.
Financial Times melaporkan bahwa selama kunjungan Nelson ke Ankara untuk pembicaraan mengenai kelompok militan Palestina Hamas dan sanksi Amerika terhadap entitas-entitas Rusia minggu ini, muncul kekhawatiran soal keterlibatan historis Turki dalam memberikan akses keuangan kepada Hamas, terutama setelah serangan 7 Oktober terhadap Israel.
Nelson menyoroti kemampuan penggalangan dana Hamas di Turki yang potensi menjadi serangan di masa depan.
Perbedaan sudut pandang dalam konflik Israel-Hamas telah mengintensifkan diskusi antara AS dan Turki.
Sementara AS mendukung Israel dan bertujuan untuk membatasi dukungan keuangan Hamas, Erdogan secara vokal mengutuk Israel, melabelinya sebagai “penjahat perang” dan memposisikan Hamas sebagai kelompok pembebasan.
Erdogan — berbicara dalam sebuah wawancara dengan sekelompok wartawan dalam perjalanan pulang dari Uni Emirat Arab — menekankan pentingnya solusi dua negara guna menyelesaikan konflik di Gaza.
Seruannya ini muncul di tengah-tengah indikasi Israel yang berniat memperluas serangan di bagian selatan Gaza, yang menimbulkan kekhawatiran akan potensi pendalaman krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengatakan kepada para pemimpin Israel untuk tidak mengulangi skala kehancuran yang terlihat di Gaza utara.

Namun AS belum mengancam akan memberikan syarat-syarat untuk bantuan militer dan keuangan kepada Israel.
Erdogan mendesak pergeseran dari hanya berfokus pada ancaman Hamas yang dirasakan, ke memprioritaskan solusi dua negara yang komprehensif. Erdogan sebagai sosok pengkritik negara-negara Barat, terutama AS dan Inggris,
Erdogan menegaskan bahwa pendekatan seperti itu berpotensi mengurangi masalah di Gaza dan ancaman timbal balik, menggarisbawahi bahwa “mengucilkan atau membasmi” Hamas bukanlah skenario yang realistis.
(bbn)