Perdana Menteri Chinh telah berulang kali mengandalkan Bank Negara pada tahun ini untuk memastikan bahwa pemberi pinjaman meneruskan manfaat dari empat putaran penurunan suku bunga kebijakan.
Pekan lalu, perdana menteri meminta bank sentral untuk menghukum pemberi pinjaman yang menerapkan persyaratan pinjaman yang tidak realistis.
Menurut VietnamNet, bank sentral gagal memberikan solusi cepat yang diperintahkan oleh pemerintah untuk membalikkan lambatnya penyaluran pinjaman bank guna meremajakan perekonomian.
Dunia usaha kesulitan mendapatkan dana, sementara target pertumbuhan kredit yang ditetapkan oleh regulator tidak tepat waktu dan tidak efektif, lapor situs web tersebut, mengutip anggota parlemen.
Pertumbuhan pinjaman Vietnam adalah 8,21% pada 22 November, dibandingkan tahun lalu. Angka tersebut jauh di bawah target pemerintah pada 2023 sebesar 14% hingga 15%.
Pada saat yang sama, perekonomian Vietnam tumbuh sebesar 4,24% dalam tiga kuartal pertama, di bawah tren yang terlihat selama dekade terakhir, kecuali selama pandemi.
Chinh ingin mempercepat pertumbuhan PDB menjadi 6% hingga 6,5% pada 2024 dari perkiraan 5% pada tahun ini.
Pemerintah juga berupaya mempercepat proses pidana terhadap eksekutif real estat yang dituduh menyalahgunakan miliaran dolar, dengan penyelidikan yang telah menjungkirbalikkan pasar properti dan obligasi lokal.
(bbn)