Hal itu sudah menjadi isu besar di Panama, yang memicu demonstrasi besar-besaran dan bentrok antarkelompok, sehingga pemerintah akan mencabut izin usaha pertambangan yang akan diberikan.
“Sebenarnya ruang negosiasi masih ada dan diberikan Pemerintah Panama pada Desember ini. Namun, tentu saja akan ada negosiasi dimana pemerintah Panama menginginkan porsi pendapatan untuk negara yang lebih besar tentunya. Pemerintah Panama tentu dalam negosiasi ini menggunakan alasan penolakan oleh masyarakat tersebut sebagai senjata untuk menekan Cobre,” jelas Rizal.
Tembaga naik 2% pada Jumat, didukung oleh kenaikan tak terduga dalam aktivitas manufaktur China. Harga logam ini melanjutkan kenaikannya setelah pidato Powell, yang memperkuat ekspektasi pelonggaran moneter yang akan terjadi awal tahun depan.
Kenaikan suku bunga di AS telah menjadi hambatan besar bagi logam tahun ini, membebani konsumen utama seperti perusahaan konstruksi dan manufaktur, serta melemahkan permintaan investor terhadap komoditas tersebut.
Tembaga naik 4,4% sepanjang November, kenaikan bulanan pertama sejak Juli.
Rebound harga tembaga terjadi saat pasokan akan berkurang akibat rencana Panama menutup operasi Cobre milik First Quantum Minerals Ltd, yang memproduksi sekitar 1,5% pasokan dunia.
Kesenjangan antara permintaan dan pasokan bijih tembaga akan melebar tahun depan, menurut BloombergNEF. Dua wilayah produsen utama – Cile dan Peru – menghadapi hambatan dalam meningkatkan produksi, sementara permintaan meningkat di China. Harga tembaga kemungkinan akan tetap tinggi.
Tembaga naik 1,7% menjadi US$8.610,50 per ton di London Metal Exchange (LME) kemarin. Sebagian besar harga logam ikut naik, dengan timah 2,6% dan seng 2,2%. Timbal juga sedikit berubah.
Saham-saham perusahaan pertambangan juga menguat pada Jumat, diuntungkan oleh peningkatan analis pada Anglo American Plc, Antofagasta Plc, dan Rio Tinto Plc.
(wdh)
