Pemulihan ekspor Korea Selatan juga meningkat pada bulan November, meningkat 7,8% dari tahun lalu berkat perubahan haluan dalam pengiriman semikonduktor.
Sementara pusat elektronik Taiwan mengalami kenaikan PMI menjadi 48,3, yang merupakan angka terbaik sejak bulan Maret, Jepang bernasib lebih buruk karena penurunan tajam dalam produksi dan pesanan baru.
“Anggota panel sering mengomentari lemahnya permintaan pelanggan baik di pasar domestik maupun internasional,” kata Usamah Bhatti dari S&P Global Market Intelligence mengenai kinerja Jepang.
Sementara itu, Filipina dan Indonesia mengalami peningkatan pesanan yang mendorong PMI mereka masing-masing lebih tinggi menjadi 52,7 dan 51,7.
“Jika permintaan pelanggan terus berkurang, hal ini akan berdampak buruk pada kinerja sektor manufaktur ASEAN dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu, kepercayaan dunia usaha mengenai tahun depan secara historis masih lemah di seluruh kawasan,” kata ekonom S&P Maryam Baluch tentang Asia Tenggara.
Seperti diberitakan sebelumnya, sektor manufaktur Indonesia kembali mengalami ekspansi pada November. Bahkan lajunya lebih cepat ketimbang bulan sebelumnya.
Pada Jumat (1/12/2023), S&P Global mengumumkan aktivitas manufaktur Indonesia yang diukur dengan Purchasing Managers’ Index (PMI) ada di 51,7. Naik dari Oktober yang sebesar 51,5.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Skor di atas 50 menunjukkan terjadi ekspansi, bukan kontraksi.
(bbn)