Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi November sebesar 0,38% secara bulanan (month-to-month/mtm), lebih tinggi dibanding Oktober yang 0,17% mtm, sekaligus tertinggi sepanjang tahun ini.
Dalam perhitungan tahunan, inflasi November tercatat 2,86% (year-on-year/YoY) atau lebih tinggi dibanding inflasi Oktober 2,56% YoY. Berdasarkan tahun kalender, inflasi November tercatat 2,19% (year-to-date/YtD).
Pada Jumat (1/12/2023), Deputi Kepala BPS Bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh Edy Mahmud komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah cabe merah, cabe rawit, dan bawang merah. Rinciannya, cabe merah mengalami inflasi 42,83% dengan andil terhadap inflasi 0,16%, cabe rawit juga inflasi 43,27% dengan andil 0,08%, dan bawang merah inflasi sebesar 11,49% dengan andil 0,03%. Jadi, secara total ketiganya menyumbang andil inflasi sebesar 0,27%.
"Tingkat inflasi ketiga komoditas tersebut relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama di 2 tahun sebelumnya," ujar Edy dalam Konferensi Pers Inflasi November 2023.
Tak hanya ketiga komoditas holtikultura, beras juga memberi andil inflasi sebesar 0,02%, gula pasir serta telur ayam ras memberi andil inflasi masing-masing 0,01%.
Terdapat komoditas di luar kelompok makanan minuman dan tembakau yang memberikan andil yang cukup signifikan terhadap inflasi di antaranya, tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,04%, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,03%, dan tarif air minum 0,01%.
Di sisi lain, komoditas yang memberi dorongan deflasi yaitu bensin, dengan andil deflasi sebesar 0,04%. Kemudian, ikan segar dan daging ayam ras dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,01%.
(lav)