Logo Bloomberg Technoz

Proyek Hulu Migas Banyak Ngaret, Target Lifting Kembali Meleset

Sultan Ibnu Affan
30 November 2023 15:20

Kargo perdana LNG dari Tangguh Train 3 di Papua Barat./dok. SKK Migas
Kargo perdana LNG dari Tangguh Train 3 di Papua Barat./dok. SKK Migas

Bloomberg Technoz, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan keterlambatan operasional atau onstream beberapa megaproyek hulu migas menjadi salah satu faktor produksi siap jual atau lifting di Indonesia masih melempem.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyebut pada tahun ini, industri hulu migas diadang kendala dari sisi keterlambatan proyek yang diklaimnya sebagai dampak dari pandemi Covid-19 beberapa tahun terakhir.

“Proyek-proyek besar seperti Tangguh Train 3 maupun JTB [Jambaran Tiung Biru] tidak lepas dari pengaruh pandemi. Maka, 2 tahun proyek ini tergeser, sehingga yang diperkirakan akhir 2022 dan [bisa beroperasi] optimal 2023, ini bergeser,” ujarnya dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (30/11/2023).

Kinerja hulu migas sampai dengan Oktober 2023./dok. SKK Migas

Pun demikian, Dwi mengatakan rasio penggantian cadangan atau reserves replacement ratio (RRR) minyak dan gas bumi – khususnya melalui eksplorasi – masih bisa dipertahankan di level 100% pada tahun ini.

Atas dasar itu, dia optimistis kegiatan eksplorasi migas di Tanah Air akan memulai momentum kebangkitannya.