Logo Bloomberg Technoz

"Berhubung produk PT INKA belum dapat terelisasi pada 2023 dan 2024, KAI telah meminta izin Kementerian Perhubungan untuk dapat melakukan impor pengaadaan KRL bekas pakai dari Jepang tentu melalui proses tata kelola yang baik," ujar Agus melalui keterangan tertulis yang diterima oleh Bloomberg Technoz melalui pesan instan, Senin (28/02/2023).

Intinya permohonan PT KCI untuk impor kereta bekas dari Jepang ditolak Kementerian Perindustrian.

Pengamat Kebijakan Publik dari PH&H Public Policy Interest Group Agus Pambagio

Agus mengutarakan proses perizinan impor rangkaian KRL bekas kali ini ternyata sangat rumit birokrasinya dan berpotensi mengganggu pelayanan Kereta Commuter Jabodetabek.

KCI sudah mengirimkan Surat Permohonan Dispensasi dalam Rangka Permohonan Persetujuan Impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru kepada Kementerian Perdagangan melalui Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) tertanggal 13 September 2022. 

Kemudian, pada 28 September 2022, Dirjen Daglu langsung bersurat kepada Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, perihal Permohonan Masukkan dan Tanggapan Atas Rencana Impor Barang Dalam Keadaan Tidak Baru oleh KCI tertanggal 28 September 2022. 

"Melalui surat tersebut, KCI berencana untuk melakukan impor Barang Modal Dalam Keadaan Tidak Baru (BMTB) berupa 120 Unit KRL Japan Railway (JR) East E217 untuk kebutuhan 2023 dan 228 Unit KRL tipe yang sama untuk tahun kebutuhan 2024 dengan Pos Tarif/HS Code 8603.10.00," papar Agus.

Sekadar catatan, tanggapan Dirjen ILMATE berfungsi sebagai surat rekomendasi Dirjen Daglu Kementerian Perdagangan dalam memberikan izin impor KRL bekas pakai yang diminta oleh KCI. Tanpa Surat Rekomendasi tersebut, importasi KRL belum bisa dilakukan. 

Kereta Commuter Line (PT KAI Commuter Line)

Tidak Ditindaklanjuti

Namun, Dirjen Daglu Kementerian Perdaganan mendapatkan surat  jawaban dari Dirjen ILMATE Kementerian Perindustrian tertanggal 6 Januari 2023 yang menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan teknis atas rencana impor oleh KCI belum dapat ditindaklanjuti. 

Adapun, tidak ditindaklanjutinya rencana tersebut didasari oleh pertimbangan fokus pemerintah meningkatkan produksi dalam negeri serta substitusi impor melalui program Peningkatan Pengguna Produk Dalam Negeri (P3DN).

"Intinya permohonan PT KCI untuk impor kereta bekas dari Jepang ditolak Kementerian Perindustrian. Lalu, bagaimana nasib 200.000 penumpang per hari yang nantinya tidak terangkut KRL Jabodetabek?" Agus menegaskan.

Menurut Agus, KCI harus memutar otak untuk untuk  dapat segera memenuhi kebutuhan armada KRL tahun ini di tengah keterbatasan dana akibat belum di izinkannya kenaikan tarif. 

Menjalankan rangkaian KRL yang seharusnya sudah dipensiunkan tentu bukan pilihan karena tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM).

"Bagaimana jika INKA menghadapi kendala sehingga jadwal pengadaannya molor atau lewat dari 2025? Apakah KRL yang uzur ini tetap harus dijalankan dengan hazard yang tinggi ? Atau bagaimana? KCI harus memikirkannya," pungkasnya.

Selain banyaknya rangkaian KRL yang akan memasuki masa pensiun, KCI juga dihadapkan dengan meningkatnya jumlah penumpang Kereta Commuter Jabodetabek pada awal 2023. 

Tercatat, pengguna Kereta Commuter Jabodetabek di seluruh lintas telah mengalami kenaikan pada awal 2023 dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya menjadi total 10,44 juta penumpang. 

VP Corporate Secretary KCI Anne Purba menyebutkan lintas Depok sampai dengan Bogor mencatatkan jumlah pengguna terbesar dibandingkan dengan lintas lainnya sebesar 10,44 juta penumpang pada Januari 2023. 

Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan Januari 2022 sebesar 6,92 juta penumpang dan 5,86 juta pengguna pada Januari 2021.

Kemudian, jumlah pengguna pada lintas Bekasi sampai dengan Cikarang mencapai 5,98 juta penumpang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3,64 juta pengguna dan 1,44 juta penumpang pada Januari 2021. 

“Sementara itu, jumlah pengguna di lintas Tangerang pada Januari 2023 mencapai 1,56 juta penumpang, naik dibandingkan catatan pada Januari 2022 sebanyak 1,01 juta pengguna serta 897.168 orang pada Januari 2021,” kata Anne dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (28/02/2023).

Kemudian, lintasan Serpong mencatatkan volume pengguna KRL Commuterline sebanyak 4,52 juta penumpang. Jumlah tersebut juga naik dibandingkan dengan perolehan Januari 2021 dan 2022 masing-masing sebanyak 2,85 juta serta 1,78 juta.

Adapun, lintasan Tanjung Priok yang menjadi lintasan paling pendek dari keseluruhan lintasan mencatatkan jumlah pengguna sebanyak 188.363 penumpang berbanding 160.236 pengguna pada Januari 2021 dan 88.342 pengguna pada Januari 2022.

(rez/wdh)

No more pages