Logo Bloomberg Technoz

Di sisi lain, China pun masih cukup menunjukkan tajinya sebagai pembeli tembaga terbesar di dunia. Negeri Panda menjadi importir dominan tembaga daur ulang AS, dengan pengiriman naik 4,4% year to date (ytd) menjadi hampir 227.000 metrik ton, menurut Biro Sensus AS dan Komisi Perdagangan Internasional AS.

“Dalam hal ini, Indonesia sebagai produsen tembaga mestinya diuntungkan. Kompetitor mengurangi suplai, jualan ekspor Indonesia makin potensial. Jika harga naik, keuntungan pun potensial makin tinggi,” tuturnya.

Ilustrasi penambangan dan pengolahan logam dan mineral (dok PT Merdeka Copper Gold Tbk)

Terlebih, kata Wahyu, Indonesia memiliki perusahaan tambang emas dan tembaga lokal yaitu Merdeka Copper Gold yang dinilainya sebagai salah satu penambang berkelas dunia.

“Sebulan terakhir, saham MDKA naik, salah satunya mungkin didukung kenaikan harga tembaga dan nikel. MDKA telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan keuntungan perusahaan, dengan mencetak laba bersih US$25,4 juta pada kuartal III-2023,” ujarnya.

Bagaimanapun, perseroan masih membukukan rugi bersih US$23,8 juta pada Januari—September 2023, turun dari US$52,3 juta periode yang sama tahun lalu. “Capaian itu berada di bawah estimasi Mandiri Sekuritas dan konsensus,” sebut Wahyu. 

Penutupan Saham MDKApada Rabu (22/11/2023) (Bloomberg)


Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan penutupan tambang tersebut sontak akan mengerek harga tembaga dunia.

Harga tembaga turun sekitar 0,03% sejak awal tahun ini, menurut perdagangan contract for difference (CFD) yang melacak pasar acuan untuk komoditas tersebut.

Sutopo memperkirakan tembaga diperdagangkan di level US$3,85/pon pada akhir kuartal IV-2023, dan bakal terus naik ke level US$4,06/pon pada awal tahun depan.

“Dampak yang diberikan bagi produsen Indonesia, tentu saja akan mendapatkan nilai jual yang lebih baik, asal didukung dengan penguatan dolar Amerika Serikat [AS], karena dolar saat ini sedikit terdepresiasi. Bukan hanya Indonesia, Peru dan Cile sebagai produsen tembaga besar juga turut mendapatkan keuntungan,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (30/11/2023).

Indonesia menghasilkan sekitar 920.000 ton tembaga pada 2022, menempatkannya pada posisi ke-7 sebagai produsen terbesar dunia, menurut data United States Geological Survey (USGS). Enam produsen tembaga terbesar lainnya berturut-turut adalah Cile, Kongo, Peru, China, Amerika Serikat (AS), dan Rusia.

Sebelumnya, Pemerintah Panama mengatakan akan menutup tambang tembaga raksasa milik First Quantum Minerals Ltd. Keputusan tersebut memupus harapan perusahaan asal Kanada tersebut dapat mencapai kesepakatan baru untuk tetap beroperasi.  

Presiden Laurentino Cortizo mengatakan "proses transisi untuk penutupan tambang secara tertib dan aman," dalam sebuah postingan di X, Selasa (28/11/2023). Pernyataan presiden tersebut disampaikan setelah mahkamah agung negara itu memutuskan untuk tidak mengizinkan perusahaan tambang tersebut beroperasi. 

Langkah ini akan membuat pemerintah kehilangan salah satu sumber pendapatan terbesarnya dan meningkatkan kemungkinan terjadinya pertarungan hukum antara perusahaan tambang Kanada dan Panama di arbitrase internasional. Cortizo tidak mengatakan berapa lama prosesnya akan berlangsung.

(wdh)

No more pages