Logo Bloomberg Technoz

Tahun politik semakin membuat situasi pasar keuangan yang sebelumnya sudah kurang bersahabat akibat sentimen dari the Fed.

Bukan hanya pemilu, investor asing juga melihat masih ada risiko yang menghantui indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), meski pemilu telah berakhir. Risiko yang dimaksud adalah, daya beli.

Imbas Upah Minimum

Analis CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Hadi Soegiarto mengatakan, isu daya beli tahun depan ada kaitannya dengan kenaikan upah minimum provinsi (UMP).

Rata-rata kenaikan UMP tahun 2024 untuk 30 provinsi di Indonesia hanya 3,5%. Rata-rata kenaikan ini hanya mengakomodir seperempat dari permintaan serikat pekerja dan setengah dari kenikan UMP di 2023.

Kenaikan UMP di masing-masing daerah memang bervariasi, mulai dari 1.2% hingga 7.5%. Namun, secara agregat, rendahnya kenaikan UMP akan mengancam daya beli masyarakat.

"Menurut kami, kenaikan UMP yang lebih rendah dari perkiraan dapat menjadi ancaman bagi pertumbuhan daya beli konsumen Indonesia di 2024," ujar Hadi dalam riset, dikutip Kamis (3/11/2023).

"Berdasarkan perhitungan kami menggunakan asumsi sederhana, jika semua pekerja mendapatkan upah minimum, kenaikan daya beli di 2024 adalah sebesar Rp322 triliun atau 1.44% dari PDB, sekitar 38% lebih rendah dari kenaikan di 2023," sambung Hadi.

Rendahnya kenaikan UMP sejatinya baik untuk jangka panjang. Kenaikan UMP saat ini membuat biaya tenaga kerja Indonesia lebih kompetitif,  sehingga bisa mendorong pembukaan lapangan kerja lebih banyak. 

Secara tidak langsung, kenaikan UMP yang tidak telalu signifikan itu membuat daya saing tenaga kerja Indonesia yang sedang menurun.

Tapi, untuk jangka pendek, hal itu menjadi risiko. Ini yang menjadi dasar Hadi menyarankan untuk lebih berhati-hati terhadap saham emiten kebutuhan bahan pokok (consumer staples).

"Investor harus sangat selektif terhadap saham-saham kebutuhan pokok (consumer staples) karena terdapat kemungkinan penurunan yang signifikan paska pemilu," jelas Hadi.

Hadi mempertahankan HMSP sebagai pilihan taktis utama di sektor konsumer, karena ia percaya bahwa saham ini terabaikan oleh investor dan dalam jangka pendek dapat diuntungkan oleh peningkatan konsumsi di masa pemilu dan bantuan langsung tunai. 

Kemudian, saham MYOR adalah satu-satunya saham pilihan lainnya di sektor consumer staples, karena pangsa pasar danpendapatan ekspornya yang terus meningkat. 

(mfd/dhf)

No more pages