Kabar kemitraan awal termuat dalam riset yang dipublikasikan oleh Maybank Sekuritas Indonesia. Mereka menyatakan TikTok berpeluang kembali masuk Indonesia untuk layanan e-commerce, dengan salah satu opsi menggandeng mitra potensial, yaitu platform sejenis yang telah lama beroperasi. Nama kemudian mengerucut ke Tokopedia, unit bisnis e-commerce milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Namun kolaborasi dengan Tokopedia semakin nyaring terdengar, dimana ketiga aspek telah terpenuhi; memiliki ekosistem yang terintegrasi (logistik, pembayaran digital), punya basis pengguna yang sangat besar di Indonesia, dan paham mendalam tentang pasar lokal. Hal yang kemudian ditegaskan oleh pernyataan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
“Beberapa perusahaan e-commerce telah berbicara dengan Tiktok,” kata Teten. Hal yang juga ditegaskan Temmy Satya Permanama, Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM Kemenkop UKM
“(Pasti buka?) Buka. Informasi yang saya dapat dari TikTok, mereka akan buka dan akan mematuhi (dengan regulasi). Tapi saya belum berani bicara, tapi kemungkinan dia akan bergabung dengan (e-commerce). Kemungkinan ya, karena kalau dia bikin PT sendiri kayaknya tidak,” ucap Temmy.
Sumber-sumber Bloomberg News pada 22 November mengatakan bahwa TikTok milik ByteDance asal China tengah melakukan pembicaraan investasi di Tokopedia dankabarnya dapat diselesaikan dalam beberapa minggu ke depan. Sumber itu juga menyebutkan, alih-alih investasi langsung, kesepakatan tersebut dapat berbentuk joint venture antara kedua perusahaan.
Pembicaraan juga melibatkan kedua perusahaan untuk bersama-sama membangun sebuah platform e-commerce baru. Kesepakatan itu dirancang untuk menyiasati hambatan regulasi dan memungkinkan TikTok kembali menyediakan layanan belanja online di pasar ritel terbesar di Asia Tenggara.
(ros/wep)