Logo Bloomberg Technoz

Mempertimbangkan hasil yang baik tersebut, Kementerian Kesehatan selanjutnya memutuskan untuk memperluas area penyebaran nyamuk Wolbachia di lima kota di Indonesia. Kelima kota itu diantaranya Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang dan Kupang.

Peneliti dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Gadjah Mada Prof. Dr. Adi Utarini menekankan bahwa nyamuk wolbachia bukanlah rekayasa genetika.

"Kami juga mengawali penelitian (Wolbachia) ini di Yogyakarta tahun 2011. Kita juga berusaha membuktikan kalau di Yogjakarta ini ada seberapa banyak ya dan ternyata juga ada di alamnya adalah bakteri alami dan bakteri alami ini ketika dimasukkan pada tubuh nyamuk ada telur nyamuk aides ajepti itu mekanismenya adalah kemudian menghambat atau memblok perkembangan dari virus lainnya,” jelas Prof Uut.

Sebelumnya dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan kasus Demam Berdarah di Indonesia bisa diatasi oleh nyamuk wolbachia. Karena sudah terbukti dengan secara data, fakta dan ilmu pengetahuan (science).

“Wolbachia ini adalah bakteri alami bukan bakteri rekayasa genetik dan hampir ada diseluruh serangga. Penelitian ini sudah lama, tahap-tahapannya tidak ada yang dilewatkan. Jadi secara data, secara science, secara fakta sudah jelas sekali, itu sebabnya kemenkes yakin ini diimplementasikan,” kata Menkes Budi dalam paparannya di rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI yang ditayangkan di akun YouTube Komisi IX DPR RI Channel.

Menkes Budi mengatakan saat ini kasus demam berdarah di Indonesia terus meningkat selama 50 tahun terakhir. Segala cara sudah dilakukan oleh Kemenkes untuk menurunkan angka tersebut hingga menghabiskan miliaran rupiah tidak membawa hasil.

Data DBD di Yogyakarta. (Sumber: Kemenkes)

“WHO kasih standar untuk incident rates dari DBD kalau bisa 10 per 100 ribu populasi. Indonesia sekarang 28,45 per 100 ribu populasi. Selama 50 tahun sudah lakukan segala macam program tapi tidak turun-turun walau sudah habiskan ratusan miliar,” ujar Menkes Budi.

(spt)

No more pages