Logo Bloomberg Technoz

Alibaba, yang pernah menjadi kandidat perusahan terbaik China dengan bernilai triliunan dolar, tahun ini menghadapi tantangan. Valuasinya terjerembab pada posisi terendah dalam perdagangan, hanya sebagian kecil dari nilai puncaknya pada tahun 2020. 

Perusahaan menghadapi gejolak secara internal maupun eksternal, karena pemulihan ekonomi lebih lemah dari yang diantisipasi dan saingan yang sedang naik daun seperti PDD, ataupun ByteDance Ltd. Keduanya menggerogoti bisnis ritel daring yang dulunya Alibaba sangat dominan.

“Setiap perusahaan besar lahir di musim dingin,” tulis sang miliarder. “Saat era AI untuk e-commerce mulai berjalan, ini adalah peluang bagi semua orang sekaligus tantangan.”

Kapitalisasi pasar Alibaba dan pesaingnya. (Dok: Bloomberg)

Perusahaan tahun ini telah mengalami serangkaian gejolak, dimulai dengan pengumuman rencana memecah unit bisnis Alibaba menjadi enam bagian yang lebih kecil. Chief Executive Officer (CEO) saat itu, Daniel Zhang, mengundurkan diri dan perusahaan membawa dua orang kepercayaan Ma, Joseph Tsai dan Eddie Wu, untuk menjalankan Alibaba.

Beberapa bulan kemudian, keduanya mengumumkan bahwa mereka menunda spin-off yang telah lama dinanti-nantikan dan mendaftarkan divisi cloud senilai US$11 miliar, sebuah perubahan besar yang membuat banyak orang mempertanyakan arah masa depan perusahaan.

Seorang perwakilan Alibaba tidak menanggapi panggilan dan pesan yang meminta komentar.

“Tanggapan jack Ma secara online tentu saja menambah persepsi kegemparan di Alibaba,” kata Brock Silvers, kepala investasi di perusahaan ekuitas swasta Kaiyuan Capital.

“Strategi untuk memisahkan goyah, Jack Ma mengurangi kepemilikannya, dan pesan terakhirnya, yang dimaksudkan untuk memberikan dorongan, malah terkesan sedikt deflating.”

Belum secara jelas di mana Ma melihat kebutuhan yang paling mendesak untuk perubahan, namun memo yang tidak biasa itu menunjukkan bahwa dia merasa perlu untuk berbicara dengan seluruh staf.  

Jack Ma bulan ini mengerem rencana untuk mengurangi kepemilikan sahamnya di Alibaba, karena harga sahamnya tidak berada di level yang ia sukai.

Komentarnya kepada staf perusahaan adalah tanda terbaru bahwa miliarder yang dulunya sangat vokal ini menjadi lebih aktif di depan umum setelah bertahun-tahun menjauh dari sorotan, menyusul tindakan keras Beijing terhadap bisnisnya.

Dia baru saja mendirikan sebuah perusahaan baru untuk memproses dan menjual produk-produk pertanian, Hangzhou Ma's Kitchen Food.

(bbn)

No more pages