Bernardus menambahkan divestasi saham INCO ke MIND ID kali ini merupakan hal positif bagi keberlangsungan bisnis Vale di Indonesia ke depannya.
Menurutnya, divestasi tersebut memberikan kepastian hukum, kejelasan kepatuhan atau compliance terhadap regulasi UU Minerba, sekaligus kejelasan tentang nasib operasional perusahaan pada masa depan.
“Memang banyak concern, tetapi kami manajemen melihat ini sebagai kesempatan yang langka yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Menyitir Vale Base Metals (VBM) – induk Vale Canada Ltd (VCL) – setelah proses divestasi 14% saham ke MIND ID, kepemilikan saham VCL terhadap saham INCO ternyata masih sebesar 33,9%.
Jumlah tersebut hampir setara atau sama besarnya dengan porsi saham MIND ID yang sejumlah 34%, naik dari sebelumnya 20% setelah menambah 14%. Adapun, kepemilikan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) makin menciut menjadi 11,5% dari sebelumnya 15,03%.
Komposisi tersebut jauh dari perkiraan awal bahwa jatah Vale Canada sebagai induk INCO akan berkurang 14% dari 43,79% menjadi hanya 29,79%, sehingga menempatkan MIND ID sebagai pemegang saham terbesar dan paling dominan di Vale Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengonfirmasi bahwa VCL memang mematok harga tinggi terhadap 14% saham yang harus didivestasikan INCO terhadap MIND ID.
Negosiasi yang alot soal harga divestasi tersebut yang akhirnya menjadi pemicu dirinya ‘mengancam’ akan melakukan penciutan atau relinquishment terhadap lahan operasi Vale di Indonesia.
“Master agreement untuk 14% sudah sepakat, tetapi valuasinya belum. Tentu kendalanya sama, kami merasa valuasinya ketinggian, makanya ada dua opsi yang kita dorong,” ujarnya ditemui di kantor Kementerian BUMN, Kamis (23/11/2023).
Salah satu opsi yang dimaksud Erick adalah mengembalikan kembali sebagian lahan Vale Indonesia kepada negara, sebagai ‘ganti rugi’ terhadap valuasi harga saham yang harus dibayarkan MIND ID kepada INCO.
“Memang kita melepas, jadi kan dia [Vale] punya kawasan besar, sebagian dilepas. Memang seperti itu, semua BUMN juga ada relinquish, ada pelepasan [lahan]. Pengusaha swasta ada pelepasan, ya bisa saja untuk menekan valuasi, [harus] dilepas. Itu salah satu opsinya. Kalau mereka enggak mau, ya kita mesti ketemu valuasinya [harga yang cocok],” tegas Erick.
Bagaimanapun, dia tidak mengelaborasi opsi kedua yang akan ditempuh pemerintah jika harga saham divestasi tidak kunjung mencapai titik temu yang sesuai dengan kepentingan pemerintah.
Dia juga tidak mendetailkan berapa banyak lahan Vale yang akan diciutkan jika kesepakatan harga saham divestasi menemui jalan buntu.
Kinerja Operasional
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasional Vale Indonesia Abu Ashar mengelaborasi pada 17 November 2023, INCO bersama VCL, MIND ID, dan SMM telah menandatangani perjanjian induk yang penting dalam pemenuhan kewajiban divestasi perseroan, berdasarkan amandemen kontrak karya (KK) 17 Oktober 2014 yang diteken oleh INCO dan pemerintah sesuai UU Minerba.
“Dalam perjanjian ini, VCL maupun SMM akan mendivestasikan sahamnya sebesar 14% ke MIND ID. Saat ini direksi kami terdiri dari 6 orang, 2 di antaranya asing. Kami punya 3.000-an karyawan, 99% adalah warga lokal,” tuturnya.
Dari sisi operasi, lanjutnya, saat ini INCO memiliki 3 lahan konsesi seluas 118.000 hektare (ha), dengan total cadangan mineral sebanyak 112 juta metrik ton (mt) dalam bentuk DKP dengan kadar nikel 1,7%.
“Kami telah berproduksi [di Indonesia] sejak 1970. Produksi kami tertinggi tercatat pada 2015 dengan jumlah 81.000 ton nikel dalam bentuk nickel matte,” terangnya.
(wdh)