Tingkat imbalan itu tidak berbeda dengan tingkat bunga diskonto yang diberikan untuk sekuritas konvensionalnya yaitu Sertifikat Valas Bank Indonesia (SVBI) yang kemarin digelar lelangnya akan tetapi hanya menarik sedikit minat dari pelaku pasar.
Dalam lelang kedua SVBI yang dilangsungkan kemarin, Selasa (28/11/2023), nilai permintaan hanya masuk US$100,1 juta, anjlok 62% dibandingkan lelang sebelumnya yang menembus US$266,5 juta. Bahkan dengan tawaran bunga SVBI yang jauh lebih tinggi, nilai permintaan itu terlihat kempis.
Untuk SVBI tenor 1 bulan, BI memberikan bunga 5,61%, jauh lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya yang di kisaran 5,44%. Sedangkan tenor 3 bulan bahkan diberikan bunga hingga 5,63%, lebih tinggi dibanding sebelumnya di kisaran 5,59%.
Tawaran bunga tinggi yang tak mampu mendongkrak nilai permintaan itu akhirnya mendorong BI menyerap dalam nilai kecil. SVBI yang diterbitkan kemarin total senilai US$92,1 juta, jauh lebih kecil setelah dalam lelang perdana BI memenangkan US$236,5 juta.
Ada dugaan sepinya lelang SVBI pada gelar kedua kemarin karena penyelenggaraan yang berbarengan dengan lelang Surat Utang Negara (SUN). Animo pasar tersedot ke lelang SUN yang kemarin memecah rekor permintaan masuk tertinggi setidaknya selama paruh kedua tahun ini senilai hampir Rp49 triliun.
(rui)