“Kalo rencana pasti kapannya belum tahu, sekarang masih ngumpulin uangnya dulu sih semoga saja tahun depan kalau dikasih uang lebih bisa daftar lebih cepat,” tambahnya.
Anak muda lainnnya, bernama Dita mengaku belum kepikiran banget soal ingin menjalankan ibadah haji. Tapi dia tetap ikhtiar disegerakan untuk bisa ke tanah suci.
“Tapi karna emang kan pasti ngantri ya, kuotanya juga pasti terbatas, paling Insya Allah seenggaknya masih 5 atau 10 tahun kedepan sih buat daftarnya aja,” kata Dita.
Menurut data Direktorat Pengelolaan Dana Haji, pada tahun 2022, Jemaah haji berusia kurang dari 20 tahun dari wilayah DKI Jakarta sekitar 7.000-an jemaah sedangkan untuk umur 20 sampai 39 tahun ada 72.000 ribu jemaah. Dari data tersebut terlihat jemaah muda yang mendaftar haji pada tahun 2022 tertinggi masih wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Perencanaan keuangan
Perencana keuangan. Imelda Tarigan mengutarakan investasi yang baik untuk memenuhi komponen biaya haji sebesar Rp56,04 juta dengan tabungan dolar. Berikut simulasi penghitungannya.
Dengan simulasi penghitungan kasarnya bisa menghitung berdasarkan inflasi Arab Saudi. Dengan mengambil rata-rata dalam 10 tahun sekitar 2% per tahun.
“Sebetulnya hitungan yang lebih akurat dengan menggunakan Compounding Future Value, tapi untuk awam kita gunakan hitungan kasar 2% x jumlah tahun. Jadi kalau akan berangkat 5 tahun lagi maka kisaran kenaikan biaya sekitar 10% dari biaya sekarang. Kalau biaya sekarang Rp 50 juta maka diperkirakan 5 tahun lagi menjadi Rp 55 juta ini dikurskan menjadi berapa SAR lalu dibagi 60 bulan. Itulah tabungan per bulan yang harus disisihkan untuk ber-Haji,” terang Imelda kepada Bloomberg Technoz.
Imelda juga mengatakan pemerintah memberi subsidi berupa manfaat dari Dana Haji, maka ini akan meringankan beban tabungan.
“Tabungan ini untuk mencegah risiko kerugian. Karena niatnya untuk ibadah, maka sebaiknya pilih instrumen yang paling minim risiko kerugian,” tutup Imelda.
--Dengan asistensi dari Dinda Decemberia dan Dovana Hasiana.
(spt/ain)