“Di antaranya pengembangan jargas menggunakan CNG [compressed natural gas/gas alam terkompresi] di Sleman, Solo, dan Yogyakarta. Sampai kuartal III-2023, telah diselesaikan pembangunan jargas rumah tangga sebanyak 102.354 sambungan rumah,” paparnya.
Pusat LNG Asia
Pada kesempatan yang sama, Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGAS Rosa Permata Sari menambahkan proyek penting lainnya yang menjadi fokus perseroan adalah revitalisasi hub gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) Arun di Aceh.
Dia menyebut terminal LNG tersebut berlokasi strategis lantaran dekat dengan jalur pasar LNG yang sedang berkembang di Asia Tenggara dan Asia Selatan.
“Pertamina, kami dan Pertagas memiliki aspirasi terminal LNG Arun bisa menjadi LNG Hub Asia. Salah satu tahap awalnya adalah dengan melakukan revitalisasi tangki F6004 yang saat ini dalam status tidak digunakan sejak 2004,” tuturnya.
Sampai dengan kuartal III-2023, perseroan telah memperoleh persetujuan investasi yang tidak disebutkan nominalnya untuk engineering, procurement, and construction (EPC).
Proyek strategis lainnya, kata Rosa, adalah pengembangan biometana dalam rangka mendorong penggunaan gas secara masif pada era transisi energi.
“Untuk itu, PGN sedang mendorong dekarbonisasi industri kelapa sawit melalui proyek ini. Kami melakukan joint study dengan konsorsium Jepang untuk biometana ini,” tuturnya.
Sampai dengan 2023, sambungnya, PGN telah menyelesaikan studi kelayakan biometana dari minyak kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) , serta studi kelayakan pembangunan fasilitas injeksi di areal stasiun gas Pagardewa, yang dilanjutkan dengan penandatanganan head of agreement (HoA) dengan konsorsium Jepang.
(wdh)
