“Sekarang sudah jelas bahwa pasar melihat The Federal Reserve belum selesai dengan kenaikan suku bunga. Pengetatan moneter akan membebani perekonomian dan laba emiten, yang bakal menjadi tantangan di pasar,” kata Seema Shah, Chief Global Strategist di Principal Asset Management, dalam risetnya.
Data terbaru menunjukkan penjualan rumah dengan proses yang hampir selesai (pending home sales) di AS naik 1,8% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) pada Januari 2023. Ini menjadi yang tertinggi sejak Juni 2020, dan bisa membuat The Fed tetap hawkish.
Kemudian, pemesanan barang tahan lama di Negeri Adidaya turun 4,5% mtm pada Januari 2023, penurunan terdalam sejak April 2020 karena penurunan pemesanan pesawat komersial. Namun jika mengeluarkan peralatan transportasi, pemesanan barang tahan lama masih naik 0,7% mtm. Pemesanan barang modal juga naik seiring dunia usaha terus berinvestasi meski di tengah ketidakpastian.
Malam ini waktu Indonesia, akan dirilis data keyakinan konsumen. Kemudian besok malam ada rilis data klaim tunjangan pengangguran.
Investor juga akan memantau perkembangan saham Adani Group, yang sedang melakukan roadshow di Asia. Kemarin, perseroan mengungkapkan punya cukup uang untuk membayar utang selama 3 tahun ke depan, Saat ini kas perseroan tercatat US$ 800 juta (Rp 12,22 triliun).
Sementara itu, harga minyak dunia turun untuk kali pertama dalam 3 hari karena kekhawatiran akan kenaikan suku bunga. Sentimen ini menutup ekspektasi peningkatan permintaan dari China.