Perwakilan dari Kementerian Pertahanan dan Angkatan Laut India menolak untuk berkomentar.
Samudera Hindia sudah sangat termiliterisasi, dengan sebanyak 125 kapal angkatan laut, termasuk kapal-kapal AS, Prancis, dan Jepang, berkeliaran di perairan tersebut. Kira-kira tiga kali lipat jumlah kapal yang dikerahkan setelah serangan teroris pada 11 September ketika AS menginvasi Kabul.
Perairan di sekitar India belum pernah mengalami persaingan yang begitu intens sejak Perang Dunia II, karena China dan AS beserta sekutunya mengerahkan lebih banyak kapal perang di wilayah tersebut. Hal ini membuat negara Asia Selatan tersebut harus meningkatkan kemampuannya.
Menurut sumber, India berencana memiliki 160 kapal perang pada tahun 2030 dan 175 pada tahun 2035 dengan biaya perkiraan 2 triliun rupee. Lebih dari 60 kapal Angkatan Laut India saat ini sedang dalam berbagai tahap konstruksi. Negara ini melakukan lebih banyak patroli kapal perang daripada sebelumnya di tengah kekhawatiran yang meningkat tentang kekuatan angkatan laut China yang semakin kuat.
India juga telah meningkatkan fasilitas landasan pacu di Kepulauan Andaman dan Nicobar yang memungkinkan pesawat mendarat pada malam hari. Ini adalah upaya untuk lebih memperketat pengawasan terhadap selat air yang sempit di Samudra Hindia bagian selatan, seperti Selat Malaka, Selat Sunda, dan Selat Lombok. Rangkaian pulau ini digunakan oleh India dan mitranya untuk pengawasan maritim.
(bbn)