Dia menjelaskan revolusi digital merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Perkembangan digital teknologi yang pesat dirasakan dapat mempermudah akses informasi dan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian, terdapat juga ancaman atau tantangan yang harus diwaspadai.
“Digital teknologi dan berbagai proyeksi apa yang akan ditawarkan mungkin akan menimbulkan dampak kemanusiaan, sosial, politik, ekonomi dan finansial,” ungkap Menkeu
Peranan ekonomi digital bisa menciptakan persamaan dan menghilangkan eksklusifitas, karena informasi bisa diakses oleh siapa saja, disamping perlunya investasi infrastruktur untuk menunjang konektivitas yang merupakan tantangan bagi Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas.
“Saat covid semua kementerian dan lembaga anggarannya dipotong untuk ngurusin covid, satu satunya yang ditambahkan adalah anggarannya Kominfo untuk pembangunan satelit, fiber optik, BTS dan lain lain,” ujar Sri Mulyani.
Selain itu, perkembangan digital teknologi yang identik dengan demografi anak muda juga dinilai sangat menguntungkan bagi Indonesia, karena populasi terbesar Indonesia yang merupakan generasi muda.
Meski demikian, teknologi digital akan menciptakan lapangan kerja baru, sekaligus juga menghilangkan pekerjaan lama. Untuk itu, setiap tenaga kerja sangat perlu untuk mempelajari keterampilan baru agar dapat mengimbangi digitalisasi.
“Kartu Prakerja adalah salah satu bentuk terobosan kita untuk menjembatani. Pasti belum sempurna, tapi itu adalah sesuatu yang kita ikhtiarkan bahwa akan ada disrupsi di pasar tenaga kerja,” tutur Sri Mulyani.
(lav)
