Dengan beroperasinya pabrik-pabrik smleter itu, dia pun optimistis akan mengerek permintaaan berbagai bahan kimia dan BBM ke depan.
"Kimia dasar seperti akrostik soda atau mungkin sertifikasi dan kimia lain ya untuk kebutuhannya berbagai industri, termasuk smelter. Kita tahu sekarang ada banyak smelter yang sudah bangun dan mungkin operasi di 2024. Lalu, suplai zat kimia seperti soda terus meningkat dan juga dengan aktivitas seperti Armada kapal dan terminal yang kita sudah mulai bangun di Indonesia timur, bisa meningkatkan volume penjualan."
Sekadar catatan, per kuartal III 2023, AKRA mencatat pertumbuhan laba bersih 9,40% menjadi Rp1,71 triliun. Angka itu naik sekitar 9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Namun, pendapatan total secara konsolidasian tercatat Rp29,98 triliun atau turun 13,31% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp34,58 triliun.
Meski begitu, AKRA mampu menekan beban pokok hingga 14,93% menjadi Rp27,1 triliun pada kuartal III-2023. Walhasil, laba bersih naik 5,55% menjadi Rp2,87 triliun.
(ibn/wdh)