Dalam kesempatan terpisah, Corporate Secretary TINS Abdullah Umar juga tidak menampik jika penurunan target produksi tersebut memang disebabkan oleh beberapa kendala tata niaga pertambangan.
"Kendala lebih banyak di operasi terkait dengan armada, juga kendala tata niaga pertimahan yang perlu diperbaiki," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senin (27/11/2023).
Meski demikian, Kuncoro mengatakan ke depan perseroan akan terus berupaya untuk memaksimalkan produksi hingga pengujung tahun ini. Hal itu diupayakan dengan melakukan penambahan lokasi tambang dan juga meningkatkan kapasitas produksi tambang primer.
"Kami yakin upaya itu akan memperbaiki kinerja produksi tambang ke depan."
Adapun saat ini, TINS sendiri memiliki Izin Usaha Penambangan (IUP) di darat dan lautan di kepulauan Bangka, Belitung, dan Pulau Kundur dengan total seluas 473.310 hektar (Ha).
Sekadar catatan, kinerja keuangan TINS perkuartal III ini juga mengalami tekanan. Emiten pertambangan pelat merah ini mengalami kerugian hingga Rp87,45 miliar atau turun signifikan dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama sebesar Rp1,14 triliun.
Selain itu, laba TINS juga tertekan pendapatan yang anjlok 38% dari periode sama tahun lalu menjadi Rp4,56 triliun dari semula Rp7,47 triliun.
(ibn/wdh)