Adapun saham-saham infrastruktur yang melaju pesat adalah, PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) meroket 8,34% ke posisi Rp65/saham, PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) melesat naik 6,55% ke posisi Rp65/saham dan juga PT Jaya Konstruksi Tbk (JKON) melesat naik 5,81% ke posisi Rp91/saham.
Senada, saham barang baku juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) meroket 15% ke posisi Rp61/saham, PT Indo Acidatama Tbk (SRSN) melesat naik 8,7% ke posisi Rp75/saham. Serta, PT Asiaplast Industries Tbk (APLI) menguat 5,61% ke posisi Rp565/saham.
Indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan juga ikut menguat dan parkir di zona hijau, dengan kenaikan 1,26 poin atau 0,14% ke posisi 925,39.
Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melesat naik 65 poin ke posisi Rp1.010/saham, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) terbang 140 poin ke posisi Rp2.390/saham.
PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terapresiasi 30 poin ke posisi Rp1.145/saham, dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) naik 90 poin ke posisi Rp3.770/saham.
Tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menguat 50 poin ke posisi Rp2.150/saham, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik 80 poin ke posisi Rp3.600/saham. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terapresiasi 35 poin ke posisi Rp1.655/saham.
Adapun pasar saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan sore hari ini. Indeks Kospi menguat 1,05%, Indeks Shanghai Composite terapresiasi 0,23%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,98%, indeks Strait Times Singapore turun 0,66% dan indeks Nikkei 225 melemah 0,12%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,03%.
Mencermati sejumlah indeks yang menghijau hari ini merupakan efek optimisme para pelaku pasar terhadap prospek suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed). Optimisme itu juga telah menarik animo para investor untuk kembali masuk ke pasar saham.
"Pasar sepertinya telah menerima gagasan bahwa data ekonomi yang melambat akan mempercepat penurunan suku bunga yang ramah pasar, meskipun The Fed terus menyampaikan pesannya sebaliknya," kata Chris Larkin dari E*Trade dari Morgan Stanley.
"Minggu ini akan memberikan banyak kesempatan bagi para trader untuk menentukan apakah tren perlambatan tersebut tetap berlanjut," lanjut Larkin.
Para trader akan dengan cermat memantau serangkaian data ekonomi lainnya minggu ini, termasuk ukuran inflasi yang mendasar pilihan The Fed. Penjualan rumah baru AS turun pada bulan Oktober setelah revisi ke bawah di bulan sebelumnya, karena tingkat suku bunga kredit pinjaman yang tinggi selama beberapa dekade membebani permintaan. Sementara itu, indeks manufaktur Fed Bank of Dallas untuk November lebih lemah dari perkiraan.
(fad/wdh)