Logo Bloomberg Technoz

“Ini juga kita kategorikaan sebagai batu bara nontermal. Dengan demikian, target kita pada 2030 itu, kita akan mempunya revenue kurang lebih 50% [dari batu bara kokas] di grup kita,” ujarnya. 

Kinerja keuangan Adaro (ADRO) sepanjang Januari-September 2023./dok. ADRO

Pendapatan dari EBT

Direktur ADRO Michael William P. Soeryadjaya membenarkan ke depan perusahaan berambisi untuk memperlebar kontribusi EBT dalam pendapatan.

“[Proyek EBT] yang paling high profile adalah hydropower [pembangkit listrik tenaga air] di Mentarang. Kita terus mencari kesempatan untuk mengembangkan lini bisnis EBT kami. Kontribusinya seberapa? Ya memang [saat ini] masih sangat rendah. Proyek clean energy membutuhkan waktu yang lumayan lama.”

Sekadar catatan, sepanjang kuartal I—III tahun ini, ADRO mencatat pertumbuhan 11% pada volume penjualan menjadi 49,12 juta ton, dengan pendapatan turun 16% yoy menjadi US$4,98 miliar, karena penurunan 25% pada harga jual rata-rata (ASP).

ADRO mencatat laba inti US$1,41 miliar dan EBITDA operasional US$1,94 milir. Sejalan dengan rencana investasi, belanja modal naik 71% menjadi US$473 juta. Belanja modal Posisi keuangan ADRO diklaim tetap sehat dengan posisi kas bersih sebesar US$1,83 miliar per akhir kuartal III-2023.

“Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target 2023 berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis,” kata Chief Executive Officer ADRO Garibaldi Thohir, dalam keterangan resmi perseroan, hari ini.

“Kami juga berada di tempat yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen kami terhadap pertumbuhan berkelanjutan di jangka panjang.” 

(wdh)

No more pages