“Hal itu biasa, merupakan strategi yang biasa dilakukan oleh perusahaan agar tidak kehilangan kendali. Namun demikian, pemerintah harus punya sikap tegas dan menugaskan negosiator ulung untuk mendapatkan saham agar menjadi pengendali. Cari celah aturan hukum yang berlaku di Indonesia,” sebut Iwa.
Dia pun optimistis MIND ID – selaku perwakilan Pemerintah Indonesia – masih memiliki kesempatan tipis untuk menjadi pengendali INCO, apabila memiliki negosiator ulung dalam proses divestasi tersebut.
Kesempatan tersebut, lanjutnya, juga bisa diraih selama tidak ada intervensi di luar skenario pemerintah sebagai pengendali INCO. ‘Intervensi’ tersebut salah satunya berkaitan dengan hak atau kesepakatan block voting antara VCL dengan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) yang memegang porsi saham sebesar 11,5% dari sebelumnya 15,03%.
“Sebetulnya dengan kondisi sekarang pun pemerintah bisa meminta untuk mendapatkan posisi strategis, baik di direksi maupun komisaris Vale Indonesia,” ujarnya.
Vale Base Metals Ltd (VBM) memberi sinyal bahwa divestasi 14% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kepada PT Mineral Industri Indonesia (MIND) tidak akan menggeser posisi Vale Canada Ltd (VCL) sebagai pemegang saham pengendali perusahaan tambang nikel itu.
Hal itu terindikasi dari masih dominannya porsi kepemilikan saham VCL di Vale Indonesia, meski sebentar lagi akan resmi melepas 14% saham INCO ke holding BUMN sektor pertambangan.
Bahkan, kepemilikan saham VCL di Vale Indonesia hampir setara atau sama besarnya dengan porsi yang dimiliki oleh MIND ID.
Menurut klaim VBM, dalam pernyataan resminya, kepemilikan VCL sebesar 33,9% terhadap saham INCO tersebut sudah “seimbang” dan “akan mendukung stabilitas dan pertumbuhan kelanjutan operasi PT Vale di Indonesia.”
Chief Executive Officer VBM dan Presiden Komisaris PT Vale Deshnee Naidoo mengatakan perjanjian divestasi ke MIND ID tersebut akan memajukan industri nikel di Indonesia, berdasarkan sejarah operasi INCO selama 55 tahun di negara ini.
“Kami berharap dapat bekerja sama dalam struktur kepemilikan saham baru dengan mitra kami untuk mendukung ambisi hilirisasi negara dan memberikan nilai ekonomi yang kuat kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat dalam jangka panjang,” ujarnya, dikutip dari laman resmi perusahaan.
Menteri BUMN Erick Thohir mengonfirmasi bahwa Vale Canada Ltd memang mematok harga tinggi terhadap 14% saham yang harus didivestasikan Vale Indonesia terhadap MIND ID.
Negosiasi yang alot soal harga divestasi tersebut yang akhirnya menjadi pemicu dirinya ‘mengancam’ akan melakukan penciutan atau relinquishment terhadap lahan operasi Vale di Indonesia.
“Master agreement untuk 14% sudah sepakat, tetapi valuasinya belum. Tentu kendalanya sama, kami merasa valuasinya ketinggian, makanya ada dua opsi yang kita dorong,” ujarnya ditemui di kantor Kementerian BUMN, Kamis (23/11/2023).
Salah satu opsi yang dimaksud Erick adalah mengembalikan kembali sebagian lahan Vale Indonesia kepada negara, sebagai ‘ganti rugi’ terhadap valuasi harga saham yang harus dibayarkan MIND ID kepada INCO.
“Memang kita melepas, jadi kan dia [Vale] punya kawasan besar, sebagian dilepas. Memang seperti itu, semua BUMN juga ada relinquish, ada pelepasan [lahan]. Pengusaha swasta ada pelepasan, ya bisa saja untuk menekan valuasi, [harus] dilepas. Itu salah satu opsinya. Kalau mereka enggak mau, ya kita mesti ketemu valuasinya [harga yang cocok],” tegas Erick.
Bagaimanapun, dia tidak mengelaborasi opsi kedua yang akan ditempuh pemerintah jika harga saham divestasi tidak kunjung mencapai titik temu yang sesuai dengan kepentingan pemerintah.
Dia juga tidak mendetailkan berapa banyak lahan Vale yang akan diciutkan jika kesepakatan harga saham divestasi menemui jalan buntu.
Untuk diketahui, Vale Indonesia memiliki lahan operasi yang telah diatur dalam kontrak karya yang telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025.
Dalam kontrak karya tersebut, INCO memiliki lahan konsesi seluas 118.017 hektare meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektare), Sulawesi Tengah (22.699 hektare), dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektare).
Adapun, head of agreement (HoA) divestasi 14% saham INCO diteken di sela KTT APEC di San Fransisco, Amerika Serikat (AS) pekan lalu. Terkait dengan harga saham INCO yang didivestasikan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya memastikan MIND ID bakal mendapatkan harga khusus.
"Yang penting harus lebih murah dari harga pasar, harus special price buat kita" ujar Arifin, Jumat.
(wdh)