Logo Bloomberg Technoz

Tercatat ada penguatan 246 saham dan sebanyak 250 saham terjadi pelemahan. Sedangkan terdapat sejumlah 237 saham yang stagnan.

Sektoral saham infrastruktur dan saham barang baku menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan 2,21% dan 1,28%, disusul oleh menguatnya saham energi sebesar 0,65%.

Sedangkan, sektoral saham teknologi mengalami koreksi 0,75%.

Sejumlah saham-saham infrastruktur yang menjadi pendorong kenaikan IHSG adalah, PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) yang meroket hingga 6,67%, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang melesat mencapai 4,2% juga dengan saham PT Presisi Tbk (PPRE) yang menguat 3,65%.

Senada, saham barang baku juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Wijaya Cahaya Timber Tbk (FWCT) meroket 18%, PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) melesat naik 7,54% dan saham PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) menguat 6,54%.

Adapun kinerja bursa di Asia siang hari ini bergerak melemah. Indeks Strait Times Singapore drop 0,38%, indeks Nikkei 225 terdepresiasi 0,13%, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,9%, indeks Shanghai Composite melemah 0,04% dan indeks Kospi menguat 0,75%.

Dari regional, data Industrial Profit di China memperlihatkan profitabilitas perusahaan di sektor Industrial terus menyusut di bulan November meskipun dengan laju yang paling lambat dalam hampir satu tahun.

Laba yang dihasilkan oleh perusahaan Industrial China merosot 7,8% secara tahunan di sepanjang sepuluh bulan pertama tahun 2023, melambat dari penurunan 9,9% di sembilan bulan pertama tahun 2023 di tengah kerentanan pemulihan ekonomi negara itu.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, selain itu, investor juga menghindari aset-aset berisiko (Risk Aversion) sebagai antisipasi dari rilis sejumlah data ekonomi seperti data resmi Manufacturing PMI Tiongkok (pada Kamis), data Inflasi zona Euro (Kamis) dan data inflasi (Personal Consumption Expenditure/PCE) Price Index Amerika Serikat (Kamis).

“Ditambah lagi, perhitungan kedua dari data Produk Domestik Bruto (PDB) 3Q23 AS juga akan di rilis pada hari Rabu disusul oleh rilis data Industrial Production Jepang dan data Penjualan Ritel Jepang di hari  Kamis,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

(fad/hps)

No more pages