Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) Ramdani Basri mengatakan, go private yang dilanjutkan tender offer perusahaan bisa saja berjalan alot jika ada sejumlah pihak yang tidak setuju dengan rencana tersebut.
"Perseroan akan mengikuti aturan yang ada di pasar modal apabila persyaratannya, kalau tidak salah, 50 pihak pemegang saham, kalau tidak tercapai berarti [tender offer] tidak dapat dilakukan oleh perseroan," jelas Ramdani dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (28/11/2023).
Seperti diketahui, Nusantara Infrastructure (META), yang juga merupakan emiten milik Anthoni Salim, berencana mundur dari bursa saham (go private). Sesuai dengan aturan, Nusantara Infrastructure (META) perlu melakukan tender offer sebagai bentuk perlindungan investor, sebelum resmi menjadi perusahaan tertutup.
Harga tender offer itu menjadi kunci. Sebab, para investor tentu meminta harga yang lebih menarik dibanding harga pasar.
Sesuai dengan rumusan yang ditetapkan dalam Pasal 79 jo. Pasal 76 POJK 3/2021, Nusantara Infrastructure (META) akan menetapkan harga penawaran yang lebih tinggi dari harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman RUPS untuk perubahan status dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup.
Emiten yang dikendalikan oleh Anthoni Salim melalui Metro Pacific Tollways ini sebelumnya telah menjadwalkan RUPSLB pada 19 Desember 2023.
"Kalau ditanya gagal atau tidak, perseroan akan berusaha semaksimal mungkin supaya tetap terlaksana karena perseroan ingin melindungi para pemegang saham perseroan yang sudah loyal dan ikut turut serta dalam membangun perseroan sejak awal," jelas Ramdani.
(mfd/dhf)