Jelang rapat OPEC+ pada 30 November mendatang, beredar kabar bahwa Arab Saudi meminta negara-negara anggota lainnya untuk menurunkan kuota produksi lebih lanjut. Meski usulan ini belum disetujui oleh sejumlah negara anggota.
Bloomberg News mengabarkan, Arab Saudi sedang berupaya meningkatkan pemotongan produksi yang berlaku sejak Juli lalu. Namun sejauh ini, Angola dan Nigeria menolak untuk menurunkan kuota produksi mereka untuk 2024.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), minyak sejatinya masih bearish. Untuk Brent, nilai Relative Strength Index (RSI) ada di 40,56. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang di posisi bearish.
Oleh karena itu, risiko koreksi harga Brent masih terbuka. Target support terdekat ada di US$ 79.42/barel. Penembusan di titik ini bisa membawa harga turun lagi ke US$ 76,63/barel.
Sementara target resisten terdekat adalah US$ 80,65/barel. Jika tertembus, maka harga Brent bisa naik lagi ke US$ 83,91/barel meski peluangnya relatif kecil.
Untuk WTI, skor RSI ada di 39,46. Seperti halnya Brent, WTI juga menghuni zona bearish.
Target support terdekat ada di US$ 73,96/barel. Penembusan di titik ini bisa membuat harga WTI turun ke US$ 73,27/barel.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 75,97/barel. Jika tertembus, maka harga WTI berpeluang naik hingga US$ 77,97/barel.
(aji)