Logo Bloomberg Technoz

Kemarin, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) melemah 0,2% ke 103,199. Indeks ini melemah 3 hari beruntun.

Kelesuan mata uang Negeri Paman Sam disebabkan oleh ekspektasi pasar terhadap arah kebijakan moneter bank sentral Federal Reserve. Kemungkinan besar Ketua Jerome Powell dan kolega tidak akan menaikkan suku bunga acuan dalam rapat bulan depan. Bahkan peluang penurunan Federal Funds Rate pada Mei 2024 kian besar.

“Makin pasti bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan bahkan sebelum inflasi menyentuh target 2%,” tegas Bart Melek, Head of Commodity Strategies di TD Securities, seperti dikutip dari Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), emas memang masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 64,8. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. 

Sedangkan indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 57,3. Masih cukup jauh dari 80, yang berarti belum tergolong jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, sepertinya investor masih akan memborong emas sehingga ruang kenaikan harga menjadi terbuka. Target resisten terdekat ada di US$ 2.026/ons yang jika tertembus bisa naik lagi menuju US$ 2.032/ons.

Akan tetapi, pelaku pasar tetap perlu waspada karena harga emas sudah menyentuh resisten US$ 2,013/ons. Penembusan di titik ini membawa risiko harga akan mengalami pembalikan.

Target support terdekat ada di US$ 2.012/ons. Penembusan di titik ini membuat harga emas bisa turun hingga ke US$ 2.003/ons.

Target paling pesimistis ada di US$ 1.988/ons.

(aji)

No more pages