Delegasi tersebut mengatakan para produsen sedang menuju kompromi terkait masalah ini sebelum akhir pekan. Namun, belum mencapai kesepakatan.
Aliansi OPEC+ yang terdiri dari 23 negara berada, menghadapi tekanan untuk melakukan intervensi di pasar minyak, menyusul penurunan harga sebesar 17% selama dua bulan terakhir karena pasokan yang melimpah dan latar belakang ekonomi yang suram. Pasar bisa semakin melemah pada awal tahun 2024 ketika para peramal, termasuk Badan Energi Internasional, mengantisipasi munculnya surplus pasokan baru.
"Dengan melemahnya fundamental dan sentimen pasar yang bearish, OPEC+ mungkin perlu mengumumkan pemangkasan formal lainnya," kata analis di Eurasia Group yang dipimpin oleh Raad Alkadiri dalam sebuah laporan. Mereka menambahkan bahwa pemangkasan sebesar 1 juta barel per hari bisa menurunkan harga hingga level US$70.
Pemangkasan produksi sukarela Arab Saudi sebesar 1 juta barel per hari, yang diimplementasikan bersamaan dengan pengurangan ekspor sebesar 300.000 barel per hari dari Rusia, saat ini dijadwalkan berlanjut hingga akhir tahun. Sebagian besar analis memperkirakan Riyadh dan Moskow akan memperpanjang pembatasan tersebut hingga 2024.
Pengamat pasar seperti JPMorgan Chase & Co telah menyoroti kemungkinan OPEC+ akan melakukan pemangkasan lebih dalam. Beberapa pengamat seperti Commerzbank AG dan pengelola dana lindung nilai Pierre Andurand, telah memperingatkan bahwa harga mungkin akan terus merosot jika tidak dilakukan pemangkasan lebih lanjut. Kontrak berjangka Brent diperdagangkan mendekati US$80 per barel pada hari Senin.
Pemangkasan pasokan di seluruh aliansi kemungkinan akan mendapatkan kembali kepercayaan pelaku pasar minyak, tetapi dapat sulit untuk diatur. Irak, Rusia, dan Kazakhstan baru-baru ini telah memompa melebihi kuota mereka. Sementara yang lain seperti negara-negara Afrika kehilangan kapasitas produksi sehingga tidak dapat melakukan pengurangan lebih lanjut.
Belum jelas apakah Uni Emirat Arab, anggota utama lainnya, akan mendapat tekanan untuk tidak melanjutkan peningkatan kuota sebesar 200.000 barel per hari yang diizinkan mulai Januari. Abu Dhabi mendapatkan dispensasi tersebut pada pertemuan OPEC+ terakhir pada Juni, untuk akhirnya memanfaatkan investasi terbaru dalam kapasitas baru.
(bbn)