"Mengingat keuangan publik kita yang mengalami defisit fiskal lebih dari 5% selama 3 tahun berturut-turut, kita harus menemukan cara baru untuk menggerakkan sumber daya kita dan mengurangi pemborosan dalam sistem," kata Rafizi dalam pidatonya di ibu kota negara.
Dia menambahkan, pemerintah sedang mengatasai kekurangan pendapatan dengan meningkatkan pengumpulan pajak.
Memulihkan kesehatan fiskal adalah kunci bagi Malaysia untuk mempertahankan peringkat kredit tertinggi di negara-negara berkembang di Asia Tenggara, dan mempertahankan kepercayaan investor pada saat suku bunga AS yang lebih tinggi mendorong mereka untuk menjauhi aset-aset di pasar negara-negara berkembang. Perdana Menteri Anwar Ibrahim telah mengungkapkan bahwa utang dan kewajiban Malaysia mencapai 1,5 triliun ringgit, atau 82% dari produk domestik bruto.
Rafizi menambahkan pada hari Senin bahwa kondisi suku bunga tinggi saat ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2024, memberikan jalur bagi bank sentral Malaysia untuk secara bertahap menurunkan suku bunga kebijakan semalam. Para ekonom memperkirakan Bank Negara Malaysia akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 3% untuk sisa tahun mendatang, memperpanjang penahanan suku bunga yang dimulai pada Juli 2023.
(bbn)