Logo Bloomberg Technoz

Adapun saham-saham barang baku yang melaju pesat adalah, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) meroket 6,95% ke posisi Rp200/saham, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) melesat naik 6,89% ke posisi Rp620/saham dan juga PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) melesat naik 5,59% ke posisi Rp7.550/saham.

Senada, saham properti juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Puri Global Sukses Tbk (PURI) meroket 11,1% ke posisi Rp600/saham, PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) melesat naik 7,31% ke posisi Rp44/saham. Serta, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menguat 5,04% ke posisi Rp625/saham.

Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan justru melemah dan menetap di zona merah, dengan pelemahan 0,74 poin atau 0,08% ke posisi 924,12.

Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori negatif antara lain, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) melemah 40 poin ke posisi Rp945/saham, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 6 poin ke posisi Rp204/saham. PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) terdepresiasi 15 poin ke posisi Rp800/saham, dan PT Astra International Tbk (ASII) drop 100 poin ke posisi Rp5.625/saham.

Senada, tren negatif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) drop 350 poin ke posisi Rp21.425/saham, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melemah 70 poin ke posisi Rp4.520/saham. PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) turun 100 poin ke posisi Rp8.350/saham.

Adapun pasar saham Asia kompak bergerak melemah pada perdagangan sore hari ini. Indeks Nikkei 225 jatuh 0,53%, indeks Shanghai Composite melemah 0,3%, indeks Strait Times Singapore melemah 0,27%. , indeks Hang Seng Hong Kong drop 0,2% dan indeks Kospi turun 0,04%. Sementara itu, Dow Jones Index Future turun 0,24%.

Tertekannya indeks regional merupakan imbas dari data terbaru, yang mengindikasikan perlambatan pertumbuhan laba industri China yang makin melemah sekaligus mematahkan optimisme pasar setelah reli pada minggu lalu. 

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pertumbuhan yang lemah di perusahaan industri China kemungkinan akan membuat perusahaan berhati-hati dalam memperluas bisnisnya, yang pada gilirannya dapat menambah lebih banyak tekanan pada harga-harga di pasaran. Keuntungan yang meningkat hanya 2,7% pada Oktober secara tahunan, ambles dari kenaikan sebelumnya mencapai 11,9% pada September.

"Angka laba menunjukkan bahwa momentum pemulihan saat ini masih cukup rapuh," ujar Dong Chen, Kepala Penelitian Makroekonomi Asia di Pictet Wealth Management, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg Television.

Adapun laba yang diperoleh perusahaan industri China turun 7,8% menjadi CNY 6.115,42 miliar sepanjang sepuluh bulan pertama tahun 2023, melambat dari penurunan 9% pada sebelumnya, di tengah pemulihan ekonomi yang rapuh.

(fad/hps)

No more pages