Giro rupiah menyusut 5,5%, setelah tumbuh 6,9% pada bulan sebelumnya. Dana float uang elektronik pada Oktober tercatat Rp11,5 triliun dengan pangsa pasar 0,2% terhadap M1 atau tumbuh 18%, setelah tumbuh 16,9% pada September.
Sebagai informasi, uang beredar M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan giro rupiah, termasuk uang elektronik serta tabungan rupiah. Sementara itu, uang beredar M2 dapat diartikan sebagai M1 plus deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank. Perkembangan M2 bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi, dan keadaan ekonomi pada umumnya.
Perkembangan M2 pada Oktober 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Oktober 2023 tumbuh 8,7% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh 4,9% (yoy), setelah tumbuh sebesar 6,0% (yoy) pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkontraksi sebesar 8,8% (yoy), setelah tumbuh sebesar 13,2% (yoy) pada September 2023.
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp7.982,3 triliun atau naik 3,9%, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 6,4%. DPK perorangan tumbuh 4,4%, sedangkan DPK korporasi naik 4,3%.
Giro tumbuh 1,8%, dibanding bulan sebelumnya 11%. Tabungan tumbuh 2,6% dibanding bulan sebelumnya 2%. Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 6,9%, setelah tumbuh 7,1% pada bulan sebelumnya.
Penyaluran kredit Oktober Rp6.863 triliun atau tumbuh 8,7%, relatif stabil dibanding bulan sebelumnya. Ini didorong oleh penyaluran kredit pada debitur perorangan yang tumbuh 9,4% dan kredit korporai 8%.
Berdasarkan jenis penggunaannya, pertumbuhan penyaluran kredit disebabkan perkembangan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi.
Rinciannya, kredit modal kerja tumbuh 8%, bersumber dari kredit sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan yang tumbuh 24,6%.
Kredit investasi naik 9,4%, bersumber dari kredit sektor industri pengolahan serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh 9,1%, setelah tumbuh 8,4%, terutama didorong perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), dan kredit multiguna.
Kemudian, penyaluran kredit properti tumbuh 7,3%, terutama berasal dari pertumbuhan KPR dan KPA 12,3%. Kredit konstruksi merosot 1%, setelah bulan sebelumnya tumbuh 3%. Kredit real estate tumbuh 9,1%, stabil dibanding bulan sebelumnya.
Penyaluran kredit UMKM tumbuh 8,3%, dibanding bulan sebelumnya 8,2%. Pertumbuhan kredit UMKM terutama pada skala mikro yang tumbuh 25,3%. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit UMKM dipengaruhi kredit investasi yang tumbuh 24,1% dan kerdit modal kerja tumbuh 3,8%.
(lav)