Logo Bloomberg Technoz

Ekonom soal Transaksi WHOOSH Dikuasai ICBC: Lihat Saja Kontraknya

Mis Fransiska Dewi
27 November 2023 10:56

Presiden Jokowi bersama Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan resmikan Kereta Cepat WHOOSH di St. Halim, Senin (2/10/2023). (BPMI Setpres/Laily Rachev)
Presiden Jokowi bersama Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan resmikan Kereta Cepat WHOOSH di St. Halim, Senin (2/10/2023). (BPMI Setpres/Laily Rachev)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Masyarakat diramaikan oleh pernyataan Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) Yuddy Renaldi bahwa aliran transaksi keuangan Kereta Cepat Whoosh saat ini masih dikuasai oleh bank asal China, yakni Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). 

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) kemudian membantah dan menegaskan semua transaksi keuangan terkait manajemen dan operasional kereta cepat dilakukan di Indonesia. Untuk mendukung aktivitas tersebut, KCIC menjalin kerja sama dengan sejumlah bank dalam negeri.

Menanggapi polemik ini, Mudrajad Kuncoro, Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan, pada dasarnya semua kerja sama itu ada kontrak yang harus dipenuhi, termasuk proyek infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini. Jadi, jika memang sudah disepakati bahwa transaksi dipegang oleh ICBC, maka mau tidak mau harus ditaati.

"Semua itu kan ada deal dan kontraknya. Mereka terikat kontrak, tinggal dilihat saja kontraknya. Jadi tidak bisa membatalkan kontrak. Nah saya tidak tahu kontraknya berapa lama. Nah itu yang harus kita cermati kontraknya," ujar Mudrajad kepada Bloomberg Technoz, dikutip Senin (27/11/2023).

Dia menjelaskan, inisiatif pembangunan infrastruktur kereta cepat ini bermula pada 2014 ketika Konferensi Tingkat-Tinggi (KTT) APEC. Kerja sama itu merupakan bagian dari kesepakatan Indonesia dan China dalam Belt and Road Initiative.