Reaksi keras ini muncul pada saat yang sama ketika Media Matters menerbitkan sebuah laporan dugaan konten pro-Nazi, yang memicu hengkangnya para pengiklan, termasuk IBM Corp. dan Apple Inc.
Elon Musk telah menggugat kelompok pengawas liberal tersebut.
Belum diketahui pasti apakah Musk berniat untuk mengangkat isu-isu lain ketika berada di Israel, yang sedang melancarkan perang melawan Hamas. Dalam laporan sebelumnya para militan beraksi dengan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang dalam sebuah serangan pada tanggal 7 Oktober.
Kedua belah pihak kini berada dalam gencatan senjata selama empat hari dengan peluang pembebasan para sandera.
Elon Musk di sisi lain telah mendapat dukungan dari tokoh-tokoh terkemuka termasuk manajer hedge fund Bill Ackman, yang lain terus mengecam miliarder yang terkenal blak-blakan itu. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menjadi orang terakhir yang berbicara menentang Musk, dalam sebuah kritik yang tidak sampai pada kecaman keras dari Presiden AS Joe Biden.
Kehebohan berpusat pada sebuah postingan di X yang secara keliru mengklaim bahwa orang-orang Yahudi mengobarkan kebencian terhadap orang kulit putih.
Musk menanggapi tweet tersebut dengan mengatakan bahwa itu adalah “kebenaran yang sebenarnya.”
Pada hari Minggu, puluhan ribu orang, termasuk mantan Perdana Menteri Boris Johnson, menghadiri pawai menentang antisemitisme di pusat kota London. Konflik Israel-Hamas telah memperburuk ketegangan masyarakat dan menyebabkan lonjakan kejahatan kebencian antisemitisme dan Islamofobia.
This past week, there were hundreds of bogus media stories claiming that I am antisemitic.
— Elon Musk (@elonmusk) November 19, 2023
Nothing could be further from the truth.
I wish only the best for humanity and a prosperous and exciting future for all.
(bbn)