Logo Bloomberg Technoz

Ada beberapa sinyal positif yang perlu diperhatikan belakangan ini. Mulai dari pertemuan empat mata pertama antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada November 2022 lalu, termasuk juga kunjungan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken ke China. Jelas bukan hal mudah bagi kedua negara untuk “berdamai” dengan perbedaan mereka, mulai dari sikap Beijing terhadap Taiwan dan Laut China Selatan serta upaya agresif Washington membatasi akses Beijing ke teknologi semikonduktor utama. 

Yang Diinginkan Perusahaan

“Bisakah kita melakukan perang teknologi ini dan masih memiliki hubungan perdagangan yang sangat kuat dalam hal lainnya? Naluri saya adalah 'Ya’,” ujar David Dollar, rekan senior dalam kebijakan luar negeri di Brookings Institution. “Ini semata perkara efisiensi ekonomi dan itulah yang diinginkan perusahaan di mana mereka bisa mengirimkan barang dan jasa kepada konsumen,” katanya.

Wacana “melepaskan diri” yang diusung beberapa orang di Washington sebenarnya akan membawa dampak negatif pada standar hidup orang AS, menurut Dollar. “Kebijakan AS tidak akan menempuh jalan itu, apapun retorikanya,” tandasnya.

Perhitungan serupa kemungkinan juga berlaku di China di mana pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh ekspor masih memegang kunci peningkatan standar hidup dan stabilitas.

Itulah mengapa banyak perdagangan yang selamat dari pemberlakuan tarif di era pemerintahan Donald Trump, yang berlanjut di pemerintahan Joe Biden. AS merilis serangkaian tindakan untuk memperlambat kemampuan China mengembangkan semikonduktor canggih. Kongres AS bahkan mengeluarkan Undang-Undang mendukung pembuatan chip AS, yang bagi beberapa anggota parlemen dinilai sebagai pelanggaran hak asasi manusia China.

Ancaman Eksistensial

Menurut pandangan Mike Burns, partner di Murray Hill Group, perusahaan ekuitas swasta dan modal ventura yang berfokus pada semikonduktor, pertarungan AS dan China kali ini adalah pertarungan memperebutkan supremasi teknologi.

Menurutnya, untuk bisa memenangkan pertarungan itu, tidak dibutuhkan konflik dan keretakan perdagangan yang lebih luas. Tak lain karena dua negara itu memiliki tujuan yang berbeda. Yakni, kepemimpinan teknologi bagi AS dan otonomi teknologi bagi China.

Cuma, tetap ada risiko keduanya akan berakhir di jalur tabrakan. “AS harus berhati-hati melindungi kepemimpinannya, itu tidak akan menciptakan ancaman eksistensial ke China dengan menghilangkan kemampuan mereka bergerak membangun kemandirian semikonduktor,” jelas Burns.

Ketegangan politik yang meningkat selama beberapa tahun terakhir mungkin berdampak lebih besar pada arus modal tetap daripada pada perdagangan.

Perusahaan AS terlihat telah memperlambat investasi baru mereka di China. Bagi banyak orang, perhitungan untung rugi pada akhirnya mendorong perusahaan untuk tidak melanjutkan operasional di China, kata Tholo Hanemann dari Grup Rhodium. Para pebisnis prihatin dengan prospek pertumbuhan China sekaligus khawatir dengan naiknya tensi geopolitik. “Kami melihat bukti bahwa para investor menarik diri,” katanya. 

Retorika dan Realitas

Beberapa perusahaan yang tadinya beroperasi di China atau hendak membidik China, memutuskan pindah ke tempat-tempat seperti Vietnam dan Meksiko. Sementara itu investasi China di AS melambat cukup drastis sejak melonjak pada pertengahan 2010-an. Hanemann mengaitkan lonjakan itu dengan perubahan hukum China sekitar 2014 di mana perusahaan domestik diberikan lebih banyak kebebasan mengejar proyek di luar negeri dan itu memicu kenaikan aksi pembelian perusahaan dan properti di AS oleh pembeli China.

Meski demikian, masih ada banyak juga perusahaan besar dengan modal investasi besar di China yang menunjukkan sinyal akan bertahan di sana dalam jangka panjang. Banyak juga perusahaan global yang masih terus bersedia menanamkan uangnya.

Retorika seputar decoupling atau pelepasan diri dari China terus melampaui kenyataan, menurut Ali Wyne, analis senior Eurasia Group. “Akan menjadi hal yang sulit baik bagi AS maupun China, jika bukan tidak mungkin, untuk memutuskan hubungan ekonomi mereka sepenuhnya.

(rui/aji)

No more pages