Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Bisa Menguat Terbatas Hari Ini, Optimistis Awali Pekan

Tim Riset Bloomberg Technoz
27 November 2023 07:50

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (27/11/2023), diperkirakan akan bergerak menguat terangkat sentimen positif pasar global yang semakin optimistis serial kenaikan bunga acuan Federal Reserve (The Fed), telah usai.

Indeks dolar AS ditutup melemah pada pekan lalu dan pagi ini sedikit bergerak naik. Sinyal penguatan rupiah hari ini juga terlihat dari pasar forward pagi ini, di mana untuk kontrak Non Deliverable Forward (NDF) baik 1 bulan maupun 1 pekan bergerak menguat di kisaran Rp15.524-Rp15.536/US$.

Optimisme pelaku pasar akan mendapatkan konfirmasi dari rilis data penting pekan ini yaitu data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) Amerika, yang selama ini menjadi salah satu indikator utama The Fed dalam menentukan arah bunga acuan.

“Dorongan inflasi melemah pada bulan Oktober, seharusnya memungkinkan The Fed untuk tetap menahan diri hingga akhir tahun," kata Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger dan Estelle Ou, ekonom dari Bloomberg Economics.

Konsensus ekonom memperkirakan inflasi PCE Oktober akan di angka 3,1%, sementara inflasi inti PCE di angka 3,5%. Bila prediksi itu terpenuhi, maka akan menjadi kenaikan tahunan terkecil sejak 2021 dan menegaskan potensi dipertahankannya level Fed fund rate di 5,5% seperti saat ini.

Pekan ini, para gubernur bank sentral di Asia dijadwalkan berkumpul pada awal pekan depan sebagai bagian dari pertemuan puncak keuangan global Otoritas Moneter Hong Kong dan konferensi Bank for International Settlements.

Sejumlah negara Asia juga akan melaporkan data PMI manufaktur pada hari Jumat, mulai dari India, Vietnam, hingga Indonesia, yang memberikan pandangan lebih luas mengenai bagaimana perekonomian di kawasan ini bertahan.

Purchasing Manager Index (PMI) China juga akan mulai dipublikasikan menjelang akhir pekan nanti, data yang akan diawasi secara ketat oleh investor untuk mengetahui tanda-tanda pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.

Analisis teknikal