Namun, yang juga terjadi adalah adanya lonjakan permintaan valas di pasar spot yang cukup tinggi terutama dari importir dan perbankan menyusul penetapan harga yang dinilai berlebihan di pasar forward (Non Deliverable Forward).
Rupiah akhirnya menutup pekan dengan pelemahan tipis bahkan di saat mayoritas mata uang Asia masih berhasil menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS).
Bank Indonesia (BI) menggelar lelang perdana instrumen moneter baru Sertifikat Valas Bank Indonesia (SVBI) pada 21 November lalu yang mendapat sambutan cukup baik dari pasar terutama karena tawaran bunga yang tinggi dari BI hingga 5,6%.
Selama periode 20-23 November, pemodal asing juga terlihat kembali mencatat posisi beli bersih untuk berbagai instrumen di pasar portfolio senilai total Rp7,03 triliun. Terdiri atas beli neto sebesar Rp1,59 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), lalu sebesar Rp300 miliar di pasar saham dan beli bersih Rp5,13 triliun di Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
(rui)