Bloomberg Technoz, Jakarta - Pekan lalu menjadi pekan yang mengecewakan bagi rupiah. Kinerja mata uang Indonesia mencatat pelemahan di kala dana asing mulai banyak masuk ke pasar domestik dan Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan bunga acuan di 6% sesuai ekspektasi pasar. 

Selama sepekan lalu, rupiah di pasar spot mencatat pelemahan mingguan sebesar 0,5% dibandingkan level penutupan pekan sebelumnya, ketika modal asing masuk ke pasar domestik sedikitnya sebesar Rp7,03 triliun menurut catatan Bank Indonesia.

Rupiah bahkan sempat tergelincir ke zona Rp15.600-an di tengah perdagangan sebelum akhirnya ditutup di Rp15.565/US$ pada Jumat (24/11/2023).

Pelemahan rupiah berlangsung di kala sentimen pasar global tengah bullish terdorong optimisme berakhirnya siklus kenaikan bunga acuan Federal Reserve (The Fed).

Para pemodal di pasar obligasi maupun saham sempat menempuh profit taking sehingga rupiah tertekan. Pada saat yang sama, tekanan juga semakin besar ketika BI menggelar Rapat Dewan Gubernur yang sempat disinyalir sebagai sinyal negatif pasar valas terhadap ekspektasi dipertahankannya bunga acuan BI7DRR.