Harga logam baterai — terutama lithium— mengalami penurunan drastis sejak Januari, karena pertumbuhan kapasitas produksi yang signifikan di semua bagian rantai nilai baterai, mulai dari bahan baku dan komponen hingga sel dan kemasan baterai.
Ekspektasi permintaan juga berperan, yang telah mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, tetapi pada paruh kedua tahun ini, laju pertumbuhan melambat di pasar mobil listrik tertentu, terutama karena meningkatnya biaya pinjaman dan ketidakpastian ekonomi.
Secara khusus produksi baterai China melebihi permintaan global, sebuah indikator kelebihan pasokan global. Tingkat pemanfaatan pabrik pembuatan sel baterai untuk produsen besar juga lebih rendah tahun ini dibandingkan tahun 2022. Pabrik tidak berproduksi pada kapasitas teoritis maksimumnya, sejalan dengan tren beberapa produsen mobil yang mengurangi target mereka.
Angka rata-rata harga paket baterai adalah hasil dari lebih dari 300 titik data survei yang dikumpulkan BloombergNEF dari pembeli dan penjual baterai lithium-ion yang digunakan untuk mobil listrik penumpang, kendaraan komersial, bus, kendaraan roda dua dan tiga, serta aplikasi penyimpanan stasioner.
Harga bervariasi berdasarkan sektor, dengan bus listrik dan kendaraan komersial di China memiliki harga terendah sebesar US$100/kWh. Harga paket rata-rata untuk kendaraan penumpang listrik adalah US$128/kWh.
Harga baterai di seluruh sektor telah menyatu dalam beberapa tahun terakhir, yang merupakan indikasi kematangan dan pertumbuhan industri.
Perbedaan harga di seluruh sektor dapat dikaitkan dengan perbedaan dalam kematangan dan volume pesanan, tetapi juga persyaratan desain sel dan kemasan. Meskipun aplikasi yang berbeda akan terus membutuhkan spesifikasi yang berbeda, Bloomberg NEF memperkirakan bahwa mereka akan mengikuti tren yang sama di masa depan.
Pertanyaan lanjutannya adalah apa yang akan terjadi selanjutnya. Tim penyimpanan energi BloombergNEF memperkirakan harga akan mengikuti lintasan harga bahan baku. BNEF memproyeksikan biaya paket akan turun menjadi US$133/kWh mulai tahun 2023.
Dalam jangka panjang, berdasarkan tingkat pembelajaran yang sama dengan tahun sebelumnya, harga paket baterai diperkirakan akan turun di bawah US$100/kWh pada tahun 2027.
Angka US$100/kWh sering dikutip sebagai patokan di mana EV mencapai kesetaraan harga dengan kendaraan bermesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE). Meskipun ini adalah referensi yang berguna, namun kenyataan di sekitar paritas harga lebih rumit. Lebih baik menganggap titik-titik paritas harga sebagai kisaran yang bervariasi menurut wilayah dan segmen kendaraan.
Segmen lainnya bisa dibilang sudah berada pada titik paritas harga, sementara tertentu masih membutuhkan harga yang jauh lebih rendah. Mobil kota di China, misalnya, telah melewati ambang batas, sementara truk pikap di AS terbukti lebih sulit karena mengandalkan baterai besar.
Perlu dicatat bahwa US$100/kWh adalah angka nominal yang telah digunakan selama lebih dari satu dekade. Selama periode tersebut, harga pembuatan kendaraan dengan BBM telah meningkat secara dramatis.
Dinamika harga baterai regional akan memainkan peran penting di tahun-tahun mendatang karena berbagai negara berupaya melokalisasi rantai pasokan baterai. Harga baterai paling murah di China adalah US$126/kWh, dan harganya 11% dan 20% lebih mahal di AS dan Eropa. Harga yang lebih tinggi mencerminkan ketidakdewasaan relatif dari pasar-pasar ini, biaya produksi yang lebih tinggi, volume yang lebih rendah, beragam aplikasi dan impor baterai.
Pelokalan produksi baterai di wilayah seperti AS dan Eropa dapat mendorong harga baterai diproduksi di dalam negeri dalam waktu dekat. Seiring dengan semakin matangnya industri ini, biaya-biaya ini pada akhirnya dapat turun.
Harga yang lebih tinggi disebabkan oleh banyaknya energi, peralatan, tanah dan tenaga kerja di wilayah-wilayah tersebut dibandingkan dengan Asia, tempat sebagian besar baterai saat ini diproduksi.
Kebijakan lokal seperti kredit pajak produksi US$45/kWh untuk sel dan kemasan di bawah Undang-Undang Pengurangan Inflasi di AS dapat mengimbangi sebagian biaya, meskipun efeknya terhadap harga masih belum jelas.
Dalam beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa harga baterai tidak selalu mengikuti lintasan penurunan yang sederhana. Masih terdapat kemungkinan ada guncangan di sepanjang jalan, karena biaya input atau dinamika penawaran dan permintaan.
Pada akhirnya, masih ada jalan panjang untuk membuat baterai dan mobil listrik lebih terjangkau, dan upaya ini akan membutuhkan investasi berkelanjutan dalam perluasan kapasitas, penelitian dan pengembangan, serta peningkatan proses manufaktur.
(bbn)