Pada pos jumlah aset Perseroan sampai dengan Desember 2022 SMCB membukukan angka sebesar Rp 21,3 triliun, sedangkan pada kas dan setara kas tercatat Rp 294 miliar. Sementara itu, jumlah liabilitas tercatat turun menjadi Rp 9,5 miliar dari sebelumnya Rp 10,2 triliun pada Desember 2021.
“Solusi Bangun Indonesia juga berupaya menciptakan peluang melalui proyek pengembangan dermaga dan sarana produksi semen di Tuban yang merupakan salah satu realisasi kerja sama strategis antara Perseroan dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC). Proyek pengembangan dermaga yang direncanakan untuk mampu memenuhi permintaan pasar ekspor hingga 500 ribu ton semen per tahun ini, akan melengkapi kemampuan Perseroan untuk memperluas jangkauan pasar ekspor dalam sinergi bersama SMCB dan TCC,” jelas Lilik.
Adapun, Pemegang Saham Pengendali (PSP) Solusi Bangun Indonesia adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dengan kepemilikan sejumlah 7,53 miliar lembar saham, atau 83,52% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, selanjutnya adalah Taiheiyo Cement Corporation memiliki 1,35 miliar lembar saham (15,05%). Sementara itu, untuk publik hanya sebesar 128 juta lembar saham (1,4%).
Sekadar informasi, angka 1,4% termasuk rendah untuk dimiliki masyarakat dan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan dapat dikatakan saham SMCB termasuk tidak likuid. Data perdagangan Senin ini, saham SMCB terpantau cenderung tidak bergerak atau stagnan pada level Rp 1.340/saham.
Pada perdagangan sesi 1, transaksi atas saham ini masih rendah yakni Rp 1,4 miliar dengan hanya ditransaksikan dengan frekuensi 124 kali. Tercatat nilai kapitalisasi pasar hanya Rp 12 triliun.
(fad/hps)