Logo Bloomberg Technoz

Permasalahan di menit-menit terakhir ini menggarisbawahi rapuhnya gencatan senjata dan ketidakpercayaan yang mendalam antara Hamas dan Israel. 

Militan Hamas menyusup ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 240 sandera. Pemulihan mereka telah menjadi prioritas mendesak bagi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang sedang goyah.

Israel telah mengerahkan kekuatan militernya di Jalur Gaza yang kecil dan padat penduduknya setelah serangan itu. Setidaknya 15.000 orang telah terbunuh, menurut kementerian kesehatan yang dijalankan oleh Hamas, yang oleh AS dan Uni Eropa telah ditetapkan sebagai kelompok teroris.

Setelah negosiasi selama berminggu-minggu, kedua belah pihak pada minggu ini menyetujui gencatan senjata terbatas, bergantung pada pembebasan Hamas sebanyak 50 sandera dan Israel membebaskan 150 perempuan dan anak di bawah umur yang ditahan di penjara-penjara negara tersebut.

Pertukaran pertama pada Jumat berjalan sesuai rencana: Hamas membebaskan 13 warga Israel, beberapa memiliki kewarganegaraan ganda dan semuanya perempuan dan anak di bawah umur. Dalam kesepakatan terpisah, pihaknya juga membebaskan 10 warga negara Thailand dan satu warga negara Filipina.

Israel kemudian membebaskan kelompok pertama yang terdiri dari 39 warga Palestina yang dipenjara.

(bbn)

No more pages