Bloomberg News,
Kelompok Hamas akan menunda pembebasan kelompok sandera gelombang kedua sampai Israel mengikuti ketentuan kesepakatan mengenai truk bantuan di Gaza utara.
Hamas juga meminta Israel menaati “standar-standar tertentu yang disepakati untuk membebaskan tahanan,” kata kelompok itu pada hari Sabtu.
Sebelumnya, seorang pejabat Hamas menyampaikan 14 daftar kekhawatiran termasuk dugaan penembakan fatal terhadap dua warga Gaza dan pesawat pengintai yang terbang di atas Gaza selatan.
Israel sebelumnya telah bersiap menerima kelompok sandera terbaru yang akan dibebaskan pada malam hari, sebagai bagian dari gencatan senjata sementara selama empat hari yang. Dalam jeda perang tersebut, sekitar 13 tahanan akan dibebaskan setiap hari.
Israel membantah melanggar perjanjian tersebut, BBC melaporkan mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa, pada Jumat membebaskan 13 warga Israel dan beberapa warga negara ganda, semuanya adalah perempuan dan anak di bawah umur. Di lain pihak, Israel membebaskan 39 tahanan, semuanya perempuan dan anak di bawah umur.
Dalam kesepakatan itu juga, Hamas juga membebaskan 10 warga Thailand dan satu warga Filipina.
Sekitar 240 sandera disandera pada 7 Oktober ketika pejuang Hamas menyerang komunitas Israel selatan dan pangkalan militer dari Gaza. Israel mengatakan Hamas membunuh 1.200 orang serta menyandera.
Israel membalasnya dengan membombardir Jalur Gaza, sebuah daerah kantong padat dengan sekitar 2,3 juta penduduk. Mereka juga melancarkan serangan darat di bagian utara Gaza pada akhir Oktober. Hampir 15.000 orang telah tewas di daerah kantong tersebut sejak perang dimulai, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
(bbn)