Bloomberg Technoz, Jakarta - Politikus kontroversial anti-Islam Geert Wilders berhasil menang dalam Pemilu Belanda pada hari Rabu. Partainya yang anti Uni-Eropa berhasil mengalahkan pesaingnya.
Diketahui, Partai untuk Kebebasan (PVV), partai Wilders sudah 25 tahun berada di parlemen. Oleh karena itu akan memenangkan 37 kursi, jauh lebih banyak dibanding pesaingnya yakni koalisi partai sayap kiri.
Kemenangan Wilders disebutkan mengguncang politik Belanda dan bahkan Eropa. Pasalnya, dia menginginkan Belanda keluar dari Uni Eropa.
Para elite calon pemimpinan negara yang anti-Islam hampir selalu ada di Pemilu di Eropa. Contoh lainnya adalah Prancis yang dari pemilu ke pemilu juga diikuti calon yang anti-imigran hingga anti-Islam. Sebutlah nama Jean-Marie Le Pen, tokoh sayap kanan yang amat terkenal dan berkali-kali mencoba peruntungan di pemilu.
Terakhir, pada saat mencoba yang keempat kalinya, Le Pen sebagaimana dikutip dari laman The Guardian, bisa masuk putaran kedua tetapi selalu gagal jadi Presiden Prancis.
Pada 2002 saat Le Pen maju ke putaran kedua, Partai Sosialis, Komunis dan Hijau yang berkuasa di Prancis lalu secara resmi mendesak para pendukungnya untuk mengarahkan dukungan ke rival Le Pen.
Pada pemilu selanjutnya jejak Le Pen lalu diikuti oleh putrinya sendiri yakni Marine Le Pen yang juga setidaknya sudah dua kali maju menjadi kandidat capres. Marine sama dengan ayahnya dalam hal politik. Dia ingin melarang penggunaan hijab di Prancis. Namun pada Pemilu 2022 dia kembali kalah dari Emmanuel Macron, capres petahana yang menang kembali.
Pada saat kampanye, larangan hijab ini disebut program Le Pen melawan 'Islamisme.' Perempuan itu pada tahun lalu juga menyampaikan larangan ini bakal diterapkan secara progresif.
(ezr)