Pernyataan ini muncul dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, hanya beberapa minggu setelah Pill tampak menyiratkan bahwa ekspektasi pasar untuk pemotongan bunga acuan pada musim panas depan adalah wajar.
Sejak itu, ia dan para rekannya di Komite Kebijakan Moneter BOE telah mendorong kembali gagasan untuk mulai membalikkan rentetan 14 kenaikan bunga acuan mereka.
Ekspektasi pemotongan bunga acuan pada Agustus mereda minggu ini setelah Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt mengumumkan paket pengurangan pajak terbesar sejak tahun 1980-an dan survei menunjukkan sektor swasta kembali tumbuh secara tak terduga pada November dengan tekanan harga yang meningkat. Pedagang kini mengharapkan BOE untuk mempertahankan bunga hingga September.
"Tantangan bagi pembuat kebijakan moneter adalah untuk memastikan bahwa ada cukup persistensi dalam pembatasan kebijakan moneter untuk menurunkan komponen (domestik) inflasi tersebut," ujarnya.
Lingkungan bunga yang tinggi untuk waktu yang lebih lama menjadi ketidaknyamanan bagi Perdana Menteri Rishi Sunak, yang akan maju pemilu kemungkinan tahun depan dengan Partai Konservatifnya yang tertinggal di belakang oposisi, Partai Buruh dalam survei.
Rumah tangga di Inggris telah merasakan tekanan baik dari harga yang lebih tinggi maupun bunga yang melonjak. Meskipun pengurangan pajak diumumkan minggu ini, standar hidup di Inggris masih diperkirakan akan turun selama masa jabatan Parlemen ini.
Inflasi harga konsumen Inggris turun tajam dari 6,7% menjadi 4,6% pada Oktober, memungkinkan Sunak untuk mengklaim kemenangan atas targetnya mengurangi inflasi menjadi separuh selama tahun 2023.
(bbn)