Adapun saham-saham teknologi yang melaju pesat adalah, PT Trimegah Karya Pratama Tbk (UVCR) meroket 9,91% ke posisi Rp133/saham, dan juga PT DCI Indonesia Tbk (DCII) melesat naik 8,88% ke posisi Rp53.600/saham.
Senada, saham konsumen non primer juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) meroket 15,7% ke posisi Rp176/saham, PT Arthavest Tbk (ARTA) melesat naik 13% ke posisi Rp2.600/saham. Serta, PT Imago Mulia Persada Tbk (LFLO) menguat 8,62% ke posisi Rp63/saham.
Sementara indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan ikut menguat dan parkir di zona hijau, dengan kenaikan 1,36 poin atau 0,15% ke posisi 924,86.
Saham-saham LQ45 yang bergerak pada teritori positif antara lain, PT Bank Jago Tbk (ARTO) melesat naik 230 poin ke posisi Rp3.090/saham, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) terbang 40 poin ke posisi Rp1.785/saham.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) terapresiasi 30 poin ke posisi Rp1.655/saham, dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) naik 25 poin ke posisi Rp1.440/saham.
Tren positif juga terjadi pada saham LQ45 berikut, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) menguat 25 poin ke posisi Rp1.585/saham, PT Indika Energy Tbk (INDY) naik 20 poin ke posisi Rp1.540/saham. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) terapresiasi 30 poin ke posisi Rp2.460/saham.
Sentimen yang memperkuat gerak IHSG datang dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repurchase Rate di level 6%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Hasil konsensus ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 6%. Dari 31 ekonom yang terlibat pembentukan konsensus, hanya 4 ekonom memperkirakan suku bunga acuan naik 25 basis poin menjadi 6,25%.
Menurut BI, keputusan ini tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor, sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0%±1% pada 2023 dan 2,5%±1% pada 2024.
BI juga mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini di 4,5-5,3% namun pertumbuhan ekonomi tahun depan diyakini akan membaik tahun depan di dorong oleh belanja yang berkaitan dengan Pemilu dan pelaksanaan berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN).
Adapun pasar saham Asia bergerak bervariasi pada perdagangan sore hari ini. Indeks Nikkei 225 menguat 0,52%, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 1,96%, indeks Kospi turun 0,73%, Indeks Shanghai Composite terdepresiasi 0,68% dan indeks Strait Times Singapore turun 0,54%. Sementara itu, Dow Jones Index Future naik 0,24%.
Dari regional, seperti yang diwartakan Bloomberg News, China mungkin akan membiarkan bank-bank menawarkan pinjaman jangka pendek tanpa jaminan kepada para pengembang yang memenuhi syarat untuk pertama kalinya.
Ini merupakan upaya terbaru untuk meredakan berbagai masalah properti di negara tersebut. Indeks Bloomberg Intelligence untuk saham-saham pengembang turun sebanyak 2,1% pada awal perdagangan Jumat ini, menyusul lonjakan sebesar 8,9% pada sesi sebelumnya.
"Masalah utang pengembang properti akan segera atau lambat terselesaikan," kata Jian Shi Cortesi, seorang Pengelola Dana di GAM Investment Management.
"Jika langkah ini tidak cukup, kita akan melihat lebih banyak dukungan tahun depan," tambahnya, merujuk pada laporan tentang bank-bank yang memberikan pinjaman tanpa jaminan.
Sementara itu, inflasi di negara Jepang meningkat untuk pertama kalinya dalam empat bulan. Data yang terbit ini sejalan dengan ekspektasi pasar, seiring dengan kenaikkan harga yang terus berlanjut, dan membuat Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) menyimak data ini sebagai dasar pertemuan di Desember mendatang.
Menurut Kementerian Urusan Dalam Negeri Jepang, Jumat (24/11/2023), pertumbuhan pada Indeks Harga Konsumen yang tidak termasuk makanan segar naik menjadi 2,9% pada bulan Oktober dari sebelumnya 2,8% pada bulan September. Angka tersebut berada di atas target BOJ sebesar 2% selama 19 bulan.
(fad/wep)