"Kita enggak mungkin akan menetapkan dari yang diusulkan."
Meski demikian, Erika masih belum memastikan kapan penetapan harga itu dilaksanakan. Dia berdalih otoritas hilir migas itu masih menghitung dan memverifikasi data lanjutan untuk menetapkan tarif biaya angkut tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan biaya atau tarif penyaluran gas bumi atau toll fee melalui pipa di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah akan makin terjangkau, meski tak mengelaborasi berapa biaya angkut gas itu sebelum adanya pipa Cisem-1.
Direktur Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, lantaran proyek tersebut didanai oleh Anggaran Negara.
"Kan dibangun oleh APBN, jadi otomatis ya perhitungan keekonomiannya kan lebih murah. [Harga ke] konsumennya akan lebih murah," ujarnya saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Setelah rampungnya Cisem-1, pemerintah juga merencanakan akan melanjutkan pengaliran gas ke kawasan industri terpadu Batang, setelah diselesaikannya pembangunan Offtake Station Batang pada akhir November 2023 melalui APBN.
Potensi di wilayah industri Kendal dan Batang sendiri bisa mencapai 40 industri yang bakal menyerap aliran gas, dengan proyeksi kebutuhan gas tahap awal sekitar 30 MMSCFD (5 tahun pertama), dan dapat meningkat lebih dari 58 MMSCFD.
Selain industri, Pipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga setelah selesainya Pipa Cisem tahap 2, diharapkan terdapat potensi gas untuk Jaringan Gas Kota (Jargas) minimal 5 MMSCFD atau sekitar 300.000 rumah tangga.
Adapun, untuk proyek Cisem tahap-II, rencananya akan dimulai pada tahun depan. Proyek itu akan memakan biaya hingga Rp3,3 triliun, melalui alokasi APBN dengan skema multi years contract.
(ibn/wdh)