Untuk cukai MMEA, tercapai 6,3 Triliun atau 72,9% dari target. Naik 0,6% karena pulihnya industri pariwisata dan produksi dalam negeri tumbuh 0,4%.
Penerimaan bea masuk per akhir Oktober adalah Rp 41,4 triliun atau 87,1% dari target. Tumbuh tipis 1,8% dari 10 bulan pertama 2022.
"Ini karena kurs dolar yang menguat dan tarif efektif yang naik 1,4%. Namun impor mengalami kontraksi cukup banyak. Impor yang banyak masuk adalah mobil, beras, dan suku cadan dan mesin pertambangan," papar Sri Mulyani.
Lalu setoran bea keluar tercatat Rp 9,7 triliun. Sudah 94,7% dari target APBN walau anjlok 74,4% dibandingkan tahun lalu.
"Komoditas harganya mengalami penurunan sepetti CPO, tembaga, dan bauksit. Kita meprediksi tahun ini bea keluar tidak cukup tinggi karena koreksi harga-harga komoditas," terang Sri Mulyani.
(aji)